Homepage Pribadi Abu Muhammad Mukhtar bin Hasan al-Atsari

Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

 KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGHAFAL AL-QUR`AN



Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang tetap istiqamah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman.


Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada nabi kita Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.


Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.


Di samping itu, kita juga dianjurkan menghafalnya dan menjaga hafalan tersebut agar jangan terlupakan, karena hal itu merupakan salah satu bukti nyata bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan menjaga al-Qur`an dari perubahan dan penyimpangan seperti kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Dan salah satu bukti terjaganya al-Qur’an adalah tersimpannya di dada para penghafal al-Qur’an dari berbagai penjuru dunia, bangsa arah dan ajam (non arab).


Banyak sekali anjuran dan keutamaan membaca al-Qur’an, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah, di antara perintah membaca al-Qur`an adalah : firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَاتْلُ مَآأُوْحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ


Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’an). [al-Kahfi/18:27].


Dan firman-Nya:


اتْلُ مَآأُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ


Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur’an).  [al-‘Ankabut/29:45]


Dan firman-Nya:


إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَىْءٍ وَأُمِرٍتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ . وَأَنْ أَتْلُوَا الْقُرْءَانَ


Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.  Dan supaya aku membacakan al-Qur’an (kepada manusia).”.[an-Naml/27:91-92)


Adapun di antara keutamaan membaca al-Qur`an dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:


1. Menjadi manusia yang terbaik.

Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ


‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan  mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.


2 .Kenikmatan yang tiada bandingnya.

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, dari Nabi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ


‘Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal : (pertama) orang yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan  seorang yang diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun alaih.


3. Al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat

Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ


“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim.


4. Pahala berlipat ganda

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.


“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan  dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.


5. Dikumpulkan bersama para malaikat.

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ


“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Muttafaqun ‘alaih.


Inilah sebagian dari anjuran dan keutamaan membaca al-Qur`an, dan yang perlu diingat bahwa pahala membaca al-Qur`an diperoleh bagi siapa pun yang membacanya, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Kendati kalau bisa memahaminya pahalanya tentu lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca al-Qur`an yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahaminya, di antaranya adalah:


Sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur`an dari perubahan dan campur tangan manusia, seperti yang menimpa kitab-kitab sebelumnya.

Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat persatuan agama, dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta memperkokoh barisan mereka.

Sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur`an untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur`an.

Salafus Shalih dan al-Qur’an.

Berdasarkan anjuran-anjuran dan keutamaan-keutamaan di atas, para salaf sangat bersungguh-sungguh  dalam memperbanyak membaca al-Qur`an dan menghapalnya, karena mengharapkan keutamaan dan pahala ini, serta karena cinta terhadap Kitabullah dan mendapatkan kenikmatan dengan membacanya. Imam Abdurrahman al-Auza’i rahimahullah berlata : ‘Ada lima perkara yang selalu dipegang para sahabat nabi dan para tabi’in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan : Selalu bersama jama’ah kaum muslimin, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Qur`an dan jihad fi sabilillah.”


Di antara para sahabat yang masyhur selalu bersama al-Qur`an adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah berkata: ‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari Kalamullah.”


Di antaranya lagi adalah Abdullah bin Amar bin Ash Radhiyallahu anhu, seperti yang diriwayatkan dalam shahih tentang dialognya bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar membaca dan mengkhatamkan al-Qur`an dalam tujuh hari.’[1]


Para salaf rahimahullah merasakan ketenangan dan kenikmatan saat membaca al-Qur`an, karena ia adalah Kalamullah yang tidak pernah bosan membacanya dan tidak pernah jemu mendengarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan rasa jemu dan bosan dari pembaca dan pendengarnya dengan keikhlasan dan kebenaran iman, untuk memudahkan membaca dan mendengarnya.


Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran . [al-Qamar/54:17]


Inilah rahasia perkataan Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu: ‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari Kalamullah.” Itulah penyebab mereka selalu membaca al-Qur`an dan menjaga hizib mereka. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Carilah kenikmatan dalam tiga perkara: shalat, al-Qur`an dan doa. Jika kamu mendapatkannya maka pujilah Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hal itu, dan jika kamu tidak mendapatkannya maka ketahuilah bahwa pintu kebaikan telah ditutup atasmu.”[2]


Para salaf selalu berpegang teguh terhadap sunnah nabawiyah dalam berbagai aspek kehidupan mereka, tanpa terkecuali dalam hal membaca al-Qur`an. Abul ‘Aliyah ar-Rayahi berkata: “Kami adalah budak yang dimiliki orang, di antara kami ada yang membayar dharibah, ada pula yang melayani keluarganya. Kami mengkhatamkan al-Qur`an setiap malam, maka hal itu terasa berat bagi kami. Lalu kami mengkhatamkan setiap dua malam, ternyata juga merasa berat. Lalu kami mengkhatamkan setiap tiga malam, lalu kami merasa berat, sehingga kami saling mengeluh satu sama lain. Kami menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau mengajarkan kepada kami agar mengkhatamkan setiap jum’ah, maka kami bisa shalat dan tidur, dan kami tidak merasa berat.”[3]


Baca Juga  Hukum Membaca Al-Qur'an Bagi Orang Junub, Wanita Haid dan Nifas

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Sepantasnya seseorang menjaga rutinitas dan memperbanyak membaca al-Qur`an. Para salaf mempunyai kebiasaan yang bervariasi dalam mengkhatamkan al-Qur`an. Ibnu Abi Daud meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa di antara mereka ada yang mengkhatamkan setiap dua bulan, ada yang setiap bulan, ada yang setiap sepuluh hari. Dan dari sebagian mereka ada yang mengkhatamkan setiap delapan hari, dan dari kebanyakan mereka adalah mengkhatamkan al-Qur`an setiap tujuh malam. Dan dari sebagian  mereka ada yang mengkhatamkan setiap tiga hari. Dan yang terbaik bahwa hal itu berbeda menurut tugas dan kewajiban seseorang. Apabila dengan pelan ia bisa memahami makna dan tafsirnya secara baik, maka hendaklah ia membaca menurut kadar yang ia bisa mendapatkan kesempurnaan pemahaman yang dia baca. Demikian pula orang yang sibuk menyebarkan ilmu (mengajar, berdakwah dan sejenisnya) maka hendaklah membatasi diri agar tidak mengurangi tugas utamanya. Dan jika bukan seperti golongan di atas dan tidak punya tugas yang lain, maka hendaklah ia memperbanyak membacanya sebatas kemampuannya yang tidak menyebabkan rasa bosan.[4]


Perhatian Salaf Dalam Menghafal al-Qur`an

Para salaf tidak hanya memberi perhatian terhadap membaca al-Qur`an lewat mushhaf, bahkan mereka berlomba-lomba dalam menghafalnya, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kemudahan dalam membaca dan menghafalnya bagi siapa pun yang ingin mengharapkan pahala dan berminat menghafalnya.


Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran [al-Qamar/54:17]


Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah.[5] Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan menghafalnya.


Di antara keutamaan menghafal al-Qur`an adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب


“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.”[6]


Dan Beliau mengutamakan di antara para sahabatnya menurut kadar hafalan al-Qur`an mereka, apabila mengutus pasukan beliau mengangkat imam dalam shalat bagi yang paling banyak hafalannya, mengedepankan di liang lahat bagi yang paling banyak hafalannya. Maka banyak sekali dorongan dan motivasi untuk lebih giat menghafal al-Qur`an. Memang tidak disebutkan secara pasti berapa jumlah sahabat yang hafal al-Qur`an, namun cukup sebagai bukti banyak yang hafal al-Qur`an, bahwa dalam perang Yamamah telah terbunuh tujuh puluh orang sahabat yang hafal al-Qur`an.


Di antara contoh penghafal al-Qur`an dari para sahabat, hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: ‘Aku hafal dari mulut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari tujuh puluh surah.”


Demikianlah sebagian di antara keutamaan membaca dan menghafal al-Qur’an, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Sumber : Keutamaan Membaca al-Qur'an

[Disalin dari فضل قراءة القرآن وحفظه (مقتبس من كتاب : منهج السلف فى العناية بالقرآن الكريم) Penulis : للشيخ د بدر بن ناصر البدر,  Penerjemah Muhammad Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2010 – 1431]

_______

Footnote

[1] HR. Al-Bukhari 5052 dan Muslim.

[2]  HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 7226

[3]  Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat 7/113 dan lihat: Siyar A’lam Nubala 4/209.

[4]  At-Tibyan 46

[5]  Lihat: ad-Durrul Mantsur 7/676.

[6]  HR. at-Tirmidzi 2910

Silakan Share Artikel Ini :

Post a Comment

Perihal :: Mukhtar Hasan ::

لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه، بل يجب قبول ذلك منه بالاتفاق؛ فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقًا

Tidaklah aib (tercela) bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, bernisbat kepadanya dan berbangga dengannya. Bahkan wajib menerima pernyataan tersebut darinya dengan kesepakatan, karena sesungguhnya tidaklah madzhab salaf itu melainkan kebenaran.

Atau silahkan gabung di Akun facebook saya

================================
Semoga komentar anda bermanfaat bagi kami dan bagi anda

 
Support me : On Facebook | On Twitter | On Google_Plus
Copyright © 2011. Website's : Mukhtar Hasan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger