Homepage Pribadi Abu Muhammad Mukhtar bin Hasan al-Atsari

Headline.....!!!
print this page
Artikel Berdasarkan Tanggal.
Showing posts with label Mabahts. Show all posts
Showing posts with label Mabahts. Show all posts

PEMBOIKOTAN PRODUK ORANG KAFIR, ANTARA SUATU KEHARUSAN ATAU SEBUAH SEMANGAT DI DASARI ATAS DASAR KEBODOHAN

PEMBOIKOTAN PRODUK ORANG KAFIR, ANTARA SUATU KEHARUSAN ATAU SEBUAH SEMANGAT DI DASARI ATAS DASAR KEBODOHAN

Oleh : Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah, Lc hafidzahullah


Seiring dengan semakin menggilaya orang–orang kafir dalam aksi-aksi setan mereka terhadap kaum muslimin, mencuatlah seruan-seruan pemboikotan produk-produk orang kafir, lebih dari itu mereka keluarkan pernyataan bahwa pemboikotan ini hukumnya fardhu ‘ain atas setiap muslim dan bahwasanya membeli satu saja dari produk-produk orang kafir ini hukumnya haram, dan pelakunya telah berbuat dosa besar!

Tetapi yang sangat mengherankan bahwa para penyeru pemboikotan ini menyerukan pemboikotan produk-produk orang kafir dengan cara-cara orang kafir seperti demonstrasi, agitasi, dan provokasi!

1 comments

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 3)

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 3)



PERTANYAAN 3: Komentar mereka tentang Muhammad bin Abdul Wahhab[1] Rahimahullah, bahwa beliau tidak benar karena menggabungkan kerajaan sedangkan (sistem) kerajaan tidak diperbolehkan di dalam islam. Apa yang seharusnya dijawab?

JAWABAN : Ini memang pendapat Hizbut Tahrir.
Pertama, Hizbut Tahrir mengada-adakan kedustaan terhadap Allah dimana mereka menyebarkan suatu catatan yang disebut catatan Hanz, dikatakan (dalam catatan tersebut) bahwa ia (Hanz) adalah agen Inggris dan ia memiliki hubungan dengan Syaikh al-Imam (Muhammad bin Abdul Wahhab) Rahimahullah serta beliau (Syaikh) dikatakan sebagai produk Inggris dan (tuduhan) macam macam, dan mereka mengklaim bahwa beliau adalah produk Inggris dan inggris pulalah yang membantunya… dan lain-lain… Maka kita katakan pada mereka, tentang tuduhan bahwa beliau adalah agen Inggris, apakah ini adalah sesuatu yang tidak kasat mata (tampak), sesuatu yang terbuka dan memiliki saksi?… mereka menjawab, sesuatu yang tidak kasat mata. Kemudian kita katakan lagi, apakah ini suatu perkara ‘amaliyah?, mereka menjawab, perkara keimanan. kita katakan lagi, Lantas bagaimana bisa engkau menerima kesaksian seorang yang kafir terhadap seorang muslim? Sedangkan kau tidak menerima berita dari seorang muslim berkenaan tentang hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berprinsip bahwa khobarul ahad bukanlah dalil dalam perkara keimanan. lantas, bagaimana mungkin mereka bisa bergantung pada berita non muslim yang menuduh muslim?! Ini adalah suatu hal yang aneh!!!
0 comments

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 2)

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 2)



Hal ini berlawanan dengan sunnah kauniyah yang ditetapkan Allah tentang (metode) perubahan yang terjadi diantara makhluk hidup.

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-ar-rad-ayat-1-11.html#sthash.hjo7SCFX.dpuf
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-ar-rad-ayat-1-11.html#sthash.hjo7SCFX.dpuf
 إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-ar-rad-ayat-1-11.html#sthash.hjo7SCFX.dpuf
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-ar-rad-ayat-1-11.html#sthash.hjo7SCFX.dpuf
 
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum hingga kaum itu yang merubah keadaan mereka sendiri.” (ar-Ra'du 13:11)
0 comments

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 1)

Tanya Jawab Seputar Hizbut Tahrir (Bag 1)  

Berkenaan dengan Hizbut Tahrir yang merupakan partai yang didirikan oleh Taqiyyudin an-Nabhany[1], kami memiliki sejumlah pandangan terhadap partai ini, sebagai berikut:


1. Bahwa mereka tidak menerima ‘khobarul ahad’[2]dalam permasalahan aqidah[3], hal inilah yang menyebabkan mereka keluar dari Ahlus Sunnah pada perkara aqidah[4]

Karena menerima hadits adalah suatu prinsip penting, sedangkan mereka  tidak menerima perkataan Rasulullah dalam perkara aqidah. Mereka tidak mengimani, sebagai contohnya, adanya siksa kubur, mereka tidak mengimani munculnya Dajjal, turunnya Isa al-Masih, dan banyak lagi yang tak mereka imani yang tersebut dalam hadits.[5] 

0 comments

Zakir Naik Sesat ?

 Zakir Naik Sesat ?
 Ust Abul Jauzaa' Dony Aryf Wibowo, S.Hut. M.Sc

Terus-terang, saya termasuk ‘penggemar’ dr. Zakir Naik hafidhahullah. Banyak video-videonya yang saya ikuti, terutama versi pendek yang ada di Youtube. Satu ketika kemudian, saya pernah ‘tersesat’ menonton satu cuplikan video di Youtube yang berisi ‘kritikan’ terhadap Dr. Zakir Naik. Saya tonton itu video dan coba cari bahasan apa yang diributkan di Google. Dan ternyata, yang ia katakan menjadi booming pentahdziran di berbagai forum, hingga muncullah tuduhan mulhid kepadanya yang berasal dari jawaban seorang ulama. Semula saya abaikan. Toh kalau dibahas, malah membuat orang yang tidak tahu jadi tahu. Lagi pula, fatwa dan isu tersebut – sependek pengetahuan saya waktu itu - belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan menjadi viral broadcast media sosial. Namun, tempo hari saya diberitahukan oleh salah seorang rekan bahwa isu tahdzir Zakir Naik sedang menghangat. Fatwa tahdzir terhadap dr. Zakir Naik diterjemahkan dan disebarkan. Pelakunya dapat ditebak,…. siapa lagi kalau bukan teman dan tetangga usil kita yang satu itu.

0 comments

BAHAYA BERHUTANG DI DUNIA DAN AKHIRAT…

BAHAYA BERHUTANG DI DUNIA DAN AKHIRAT…

Bismillah.

Di dalam kehidupan sehari-hari ini, kebanyakan manusia tidak terlepas dari yang namanya hutang piutang. Sebab di antara mereka ada yang membutuhkan dan ada pula yang dibutuhkan.

Demikianlah keadaan manusia sebagaimana Allah tetapkan, ada yang dilapangkan rezekinya hingga berlimpah ruah dan ada pula yang dipersempit rezekinya, tidak dapat mencukupi kebutuhan pokoknya sehingga mendorongnya dengan terpaksa untuk berhutang atau mencari pinjaman dari orang-orang yang dipandang mampu dan bersedia memberinya pinjaman.
0 comments

Pernyataan Syaikh Muhammad Musa Alu Nasr Terhadap Operasi "Badai Yang Dahsyat"

 Pernyataan Syaikh Muhammad Musa Alu Nasr Terhadap Operasi "Badai Yang Dahsyat"

قال فضيلة شيخنا العالم الرباني تلميذ الإمام الألباني -رحمه الله
د. محمد بن موسى آل نصر
-حفظه الله وشفاه وعافاه-
بحمدالله وفضله
بدأت عاصفة الحزم بقيادة أبي فهد خادم الحرمين الشريفين
 الملك سلمان
-نصرالله به دينه وأعلى به كلمته
وسائر إخوانه حكام المسلمين، لم أفرح منذ عشرات السنين كفرحي بهذا الحدث الذي تعلو به كلمة الله ضد أذناب إيران المجوسية، وهذا ثمار التعاون والتناصر واستشعار الخطر المحدق ببﻻد الإسﻻم ودوله السنية التي بدأت تتآكل أمام المد المجوسي الرافضي ليذوقوا وبال أمرهم ويدركوا أن أهل التوحيد والسنة منصورون بعون الله وهي رسالة للرافضة في العالم أن يدركوا حجمهم ويرجعوا إلى جحورهم النتنة، ولتدرك أمتنا أن الخطر الرافضي المجوسي أخطر من خطر اليهود وكل الأخطار المحدقة ببﻻد اﻻسﻻم السنية.
دخول هذا التحالف السني المعركة أعاد الثقة لأهل السنة بحكامهم في العالم السني كله والحرب العقدية ضد إيران المجوسية وأذنابهم لن تتوقف والتقية لم تعد تنفعهم أبدا بعد أن افتضحوا ولن تقوم لهم قائمة بإذن الله ابدا.
نصر الله دينه وأعلى كلمته وأذل الرافضة المجوس وأذنابهم في سائر أرض اﻻسﻻم.
المشاركة في جهاد الرافضة واجب شرعي ديني ﻷمن أمة الإسﻻم السنية…
لأول مرة تتعاون حكومات إسﻻمية
خليجية
شامية
مغربية
مصرية
سودانية
باكستانية
لحرب إرهاب إيران وادواتها؛ فكما استشعرت خطر
( الدواعش) الإرهابي
استشعرت خطر الإرهاب
(الإيراني)
فالإرهاب هو الإرهاب ﻻيحدده أحد ويفرضه علينا ويستثني من شاء من عمﻻئه.
لقد قلت مرارا: إن إرهاب إيران المجوسية وأذنابها من
حشد شعبي
وحزب الﻻت
والحوثي
وبشار الأسد
ﻻيقل خطرا عن إرهاب الدواعش المارقة.
اللهم أنصر دينك وكتابك وأهل السنة والتوحيد، وعليك بالرافضة المجوس والدواعش وأعداء أهل السنة في كل مكان.
آمين.
وكتبه
أبوأنس د.محمد بن موسى آل نصر
صبيحة يوم الخميس
6 جمادى الآخرة 1436هجري
الموافق 26/3/2015ميلادي

0 comments

Membangun Istana Disurga Dengan Amalan Yang Ringan...!!!

Membangun Istana Di Surga Dengan Amalan Yang Ringan

Beratkah kita melakukan 12 rokaat setiap hari untuk mendapatkan balasan yang istimewa di surga ...? 

Setiap kita mendambahkan kenikmatan Surga atau di bangunkan sebuah istana di Surga. Namun, sudahkan kita melaksanakan amalan-amalan yang dapat mengantarkan kita untuk mendapatkan istana di Surga yang penuh dengan kenikmatan...? 

0 comments

Musik Menyebabkan Runtuhnya Islam di Andalusia

 Musik Menyebabkan Runtuhnya Islam di Andalusia.

Bismillah...



Berbicara tentang penyebab musibah yang menimpa umat Islam, sering kita dapati para pakar dan para ahli hanya berbicara dalam tataran teknis atau lingkup yang ditangkap panca indera saja, padahal ada faktor non teknis yang bisa jadi tidak tertangkap oleh indera manusia tapi itulah penyebab utamanya, yaitu dosa. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syuraa: 30)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah musibah turun melainkan karena dosa. Dan musibah tersebut tidak hilang melainkan dengan taubat.” (al-Jawabul Kafi, Hal. 87).
0 comments

Empat Point Yang Terkandung Dalam Surah al-'Ashr

قَالَ الشَافِعِيُّ رحمه الله : لَوْ مَاأَنْزَلَ اللَّهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلَّا هَذِهِ السُّوْرَةَ لَكَفَتْهُمْ

Berkata asy-Syaafi'iy rahimahullah : "Seandainya Allah Jalla wa 'Alaa tidak menurunkan hujjah bagi manusia selain surah ini, niscaya telah cukup bagi mereka".


Yang dimaksudkan oleh beliau rahimahullah adalah bahwa surah ini cukup bagi manusia untuk mendorong berpegang teguh kepada keimanan, amal shaalih, dakwah kepada Allah, dan kesabaran di atas itu semua




Yang beliau maksudkan bukanlah bahwa surah ini cukup bagi manusia untuk menjalankan seluruh syari'at Islam 

[Syaikh Ibnu Utsaimin, Syarah Tsalaatsatul Ushuul, hal 26]

0 comments

Jangan Terlalu Banyak Menuntut Ilmu Agama Di Dunia Maya

.:: Jangan Terlalu Banyak Menuntut Ilmu Agama Di Dunia Maya  ::.


Kemajuan teknologi di zaman ini membuat orang mudah mendapatkan berita dan mengakses ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan fasilitas di dunia maya melalui berbagai situs dan blog dan ditunjang dengan jejaring sosial di dunia maya seperti fecebook, twitter, google. Kita patut mensyukuri hal ini, sehingga mereka yang agak susah mengakses ilmu dan menghadiri majelis ilmu bisa memperoleh ilmu agama terutama yang wajib dipelajari. Seperti tempat yang jarang ada majelis ilmu dan bagi wanita yang memang dianjurkan lebih banyak berdiam diri di rumah sesuai kodratnya.

Namun fenomena ini bisa menjadi kurang baik bagi mereka yang berlebihan dalam menuntut ilmu agama di dunia maya, walaupun ada juga yang beralasan menuntut ilmu agama padahal hanya ingin berlama-lama keasyikan atau kecanduan internet dan dunia maya. Dampak sikap berlebihan ini yang kurang baik adalah ditinggalkannya majelis ilmu di dunia nyata atau porsinya sangat sedikit. Padahal menuntut ilmu agama di dunia nyata dengan menghadiri majelis-majelis ilmu sangat banyak faidah dan manfaatnya dan tidak bisa dicapai melalui dunia maya. Dan hasilnya tentu jauh berbeda.
Berikut beberapa keutamaan yang tidak didapatkan jika lebih banyak menuntut ilmu di dunia maya dan lebihsedikit porsi menuntutnya imu di dunia nyata:
0 comments

SEBUAH KABAR GEMBIRA DARI DARUL HADITS DAMMAJ

SEBUAH KABAR GEMBIRA DAN KAROMAH
YANG TERJADI PADA PARA SYUHADA [¹]
DI DARUL HADITS DAMMAJ

Ditulis oleh :
Abu ‘Ali Abdulloh bin ‘Ali al Liibiy
Alih bahasa dan catatan kaki :
Abu Mas’ud Samsul Arifin bin Tohir al Jawiy
-semoga Alloh mengampuni mereka-

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
﴿ أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾[آل عمران/102]
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء/1]
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب/70، 71]
أما بعد: فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وشر الأمور محدثاتُها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an :

وَمَا جَعَلَهُ اللّهُ إِلاَّ بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

“Dan Alloh tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan) melainkan sebagai khabar gembira bagi kalian dan agar tenteram hatimu karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali ‘Imron;126)

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Robbnya dengan mendapat rizki.” (Ali ‘Imron;169)

وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبيلِ اللّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاء وَلَكِن لاَّ تَشْعُرُونَ

“Dan janganlah kalian mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Alloh, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya.”(Al-Baqarah: 154)

Dan dari kabar gembira ini, adalah apa yang terjadi pada saudara-saudara kami yang telah terbunuh di jalan Alloh subhanahu wa ta’ala di tangan orang-orang zindiq Rofidhoh dimasa pemboikotan yang keji (yang dilakukan Rofidhoh) terhadap Daarul Hadits di Dammaj. Yang padanya (pemboikotan itu)  mereka menyajikannya dengan cara mensniper (tembakan jarak jauh) dan ledakan yang dasyat dengan meriam juga dari semua jenis senjata berat, menengah dan yang ringan, (semuanya) diarahkan kepada para penuntut ilmu (Daarul Hadist Dammaj). Dan korban yang meninggal sekitar lebih dari 70 orang, yang mereka itu dari (kalangan) para da’i dan para penghafal Al Qur’an dan sunnah. Dan kami, demi Alloh, sebagaimana persangkaan kami bahwa mereka mati dijalan Alloh. Dan kami tidak merasa ragu dalam hal ini. Bahkan kami menganggap mereka sebagai syuhada’ –  في ما نحسبهم والله حسبهم – [2].

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ  يَقُولُ: «مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ». متفق عليه.

Dan dari Abdulloh bin ‘Amr radhiallahu 'anhu dia berkata : Aku mendengar Nabi  shallalahu ‘alayhi wasallam berkata : “Barang siapa yang dibunuh karena (mempertahankan) hartanya maka dia syahid”. [Hadits riwayat Bukhori-Muslim]

Lalu bagaimana dengan yang dibunuh karena (mempertahankan) harta dan kehormatan serta membela agamanya? Dan dalam hal ini (yakni jenazah) mereka tidak dimandikan dan tidak pula disholatkan bahkan dikafani (dalam keadaan) darah masih menetes (dari luka mereka). Bersamaan dengan sniper yang siap mengintai dari segala penjuru di hari itu, tidak  memungkinkan bagi kami untuk mengubur mereka di pemakaman umum. Dan akhirnya merekapun dikubur di pekarangan sempit yang terletak di antara rumah-rumah. Karena sempitnya tempat, kamipun mengubur mereka di setiap liang lahat dua jenazah[3].

Setelah berlalu satu tahun setengah, Dammaj diguyur hujan deras[4] sampai-sampai sebagian rumah roboh karenanya, dan sebagiannya rusak. Rumah yang tercermin padanya ketawadhu’an, karena sebagian besar rumah (di Dammaj) terbuat dari tanah. Nah, di tengah-tengah para tullabul ilmi sedang sibuk memperbaiki rumah mereka. Tanpa disadari pemakaman syuhada’ –في ما نحسبهم والله حسبهم- kemasukan air, dan di sekeliling makam dibangun tembok yang mengakibatkan genangan air tidak bisa dialirkan keluar. Sehingga merusak dan membuat longsor beberapa makam. Kejadian ini pada hari sabtu 15 Jumadil akhir 1434 Hijriah.

Kemudian beberapa ikhwan mengadukan hal ini kepada Syaikh Yahya hafidhohulloh. Beliaupun memerintahkan untuk memindah jasad para syuhada’ – في ما نحسبهم والله حسبهم – kepemakaman baru yang tanahnya telah diwaqofkan oleh sebagian ahlul bilad (penduduk asli Dammaj) setelah mengetahui makam yang lama telah mengalami kerusakan karena hujan lebat, semoga Alloh  subhanahu wa ta’ala membalas kebaikannya.

Sebagian ikhwan memulai penggalian untuk menyiapkan pemakaman baru. Dan sebagian yang lain mengeluarkan jasad dari kubur dan mendahulukan kubur yang rusak karena kemasukan air. Dari sinilah mulai tampak kabar gembira dan karomah tersebut. Alloh  subhanahu wa ta’ala berfirman :

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Apakah tidak cukup bahwa Sesungguhnya Robbmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushshilat:53)
 
Dan dari jasad yang dikeluarkan salah satunya adalah Toha Liiby (asal Libia) rohimahulloh, dan (didapati) masih ada darahnya yang menetes. Dan Abu Hafsh al Iroqy (berasal dari Irak) ­rohimahulloh, dia tampak seperti biasa seakan-akan dia baru dikubur kemarin, kecuali sedikit dibagian hidungnya (ada perubahan). Dan tidak tercium bau busuk dari mereka juga tidak didapati belatung, subhanalloh. Bahkan kain kafan serta baju mereka belum usang[5]. Dan sebanyak 11 jasad selesai diangkat pada hari pertama, salah satunya adalah jasad bayi. Dan jasad mereka diletakkan di musholla dekat pemakaman baru[6]. Dan orang-orangpun menyambut mereka dengan memanjatkan do’a ampunan serta rohmah bagi mereka. Orang-orang merasa senang dan gembira setelah melihat sendiri dan menyaksikan sebuah berita gembira dan karomah ini. Sebagaimana yang Alloh subhanahu wa ta’ala firmankan dalam Al Qur’an:

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: “Dengan karunia Alloh dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, (karunia Alloh dan rahmat-Nya) itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Yunus: 58)

Setelah selesai dan liang lahat sudah siap, kamipun mulai mengubur jasad mereka. Dan (kami jadikan) satu liang lahat untuk satu jasad. Pada waktu itu perhatianku lebih tertuju pada jasad bayi kecil yang dia adalah anak perempuannya akh Hasan al Indonesy (asal Indonesia), yang mana bayi tersebut meninggal dalam keadaan masih di perut ibunya beberapa hari setelah dibukanya jalan (pemboikotan). Yang mana ketika masa-masa pemboikotan (yang dilakukan oleh Rofidhoh) orang-orang ditimpa kelaparan yang sangat[7]. Dan umur bayi itu adalah 9 bulan. Diapun berada di tanganku, ketika aku ingin meletakkannya di liang lahat dan menghadapkannya ke kiblat, akupun tidak tahu di sisi mana kepalanya. Dan kuletakkan tanganku sambil mencari disisi mana letak kepalanya. Dan ternyata kakinya masih menyatu dan akupun berusaha meraba jari-jari kakinya serta tangannya ternyata masih lengkap dan dagingnya masih terasa, dan Alloh  subhanahu wa ta’ala lah yang menjadi saksi atas hal itu.

Dan di hari kedua yakni hari ahad 11 jumadil akhir 1434 Hijriyah, kabar sudah menyebar dari dalam dan luar, tersebar dengan perantara  media saat ini. Beberapa ikhwan mulai bekerja untuk menggali dan menyiapkan sisa makam (untuk jasad yang belum dipindah) di pemakaman yang baru. Kemudian kamipun menuju kepemakaman syuhada’ – في ما نحسبهم والله حسبهم- satu jam sebelum sholat dzuhur dan penggalian makam secara tertib satu persatu. Dan kami bersabar karena orang-orang penuh sesak dan juga banyak yang berdatangan menuju kami dari segala arah. Dan beberapa ikhwan dibagi (menjadi beberapa kelompok) untuk penggalian makam. Setelah penggalian aku dan akh Yahya al Baidhoni turun ke makam untuk mengangkat kayu penyangga liang lahat dan mengeluarkan jenazah. Ketika kayu sudah kuangkat dan sebagian tanah disekelilingnya, akh Yahya berbincang denganku dan memberi isyarat kepada yang lain, lalu berkata kepadaku :”baca!”. Kuarahkan pandanganku kekafan yang dia isyaratkan, akupun membacanya, masih tertulis dengan jelas ” هشام الماليزي” (yakni: Hisyam asal Malaysia)[8].

Dan disebelahnya pada makam yang sama adalah Ahmad al Amiriky rohimahulloh (asal Amerika), yang keduanya tampak seperti orang lagi tidur. Dan kubuka wajah keduanya, dan terlihat masih dalam keadaan baik (tidak banyak perubahan). Dan tidak kami dapati pada keduanya bau busuk tidak pula belatung atau sesuatu dari keduanya. Kemudian kami berusaha mengeluarkan keduanya dari liang lahat. Dan Hisyam al Maalizy rohimahulloh masih dalam kondisinya yang gemuk[9].

Ketika dikumandangkan adzan ‘Ashar, kamipun pergi untuk sholat. Setelah selesai kami kembali kemakam untuk melanjutkan penggalian liang lahat yang masih tersisa. Dan kami menuju makam akh Ahmad al Fazaany al Liiby (asal Libia) rohimahulloh. Dan di sebelahnya pada liang lahat yang sama adalah Sufyan al Faronsy (asal Perancis) rohimahulloh. Yang keduanya ketika masa jihad di Dammaj terbunuh di malam yang sama. Kamipun menggali makamnya dan kami angkat kayu penutup liang lahat, dan kami dapati kain kafannya masih bersih. Akupun berkata kepada akh ‘Amir al Liiby hafidhohulloh : “Buka wajah Sufyan dan lihat bagaimana keadaannya!”

Dan ketika dibuka, akh ‘Amir berkata : “Daging wajahnya masih ada!”. Kemudian dia membuka wajah Ahmad al Liiby dan diapun berkata seperti itu, lalu kamipun bertakbir. Dan aku berkata : “Alhamdulillah”, masih dalam kondisi ini dan keduanya tetap di liang lahat. Karena kami khawatir jika kami keluarkan jasad keduanya, orang-orang akan protes pada kami karena semuanya (orang-orang) pada kesulitan dan berebut untuk melihat keduanya. Kemudian Aiman al Liiby hafidhohulloh bertanya padaku : “Bagaimana keadaan keduanya?”. Akupun menjawab :”MasyaAlloh mereka dalam keadaan baik”. Diapun berkata :”Alhamdulillah, ini yang kita inginkan.”

Lalu kami keluarkan keduanya dari liang lahat, kami angkat dan membawa keduanya dengan tandu ke mobil (yakni mobil pick-up,pent) menuju pemakaman baru. Orang-orang di belakang kami seperti banjir sepanjang jalan menuju pemakaman baru. Ketika kami sampai di pemakaman baru Aiman al Liiby berkata :”Syaikh Yahya baru saja menelpon, beliau ingin melihat keduanya”. Kamipun mengarahkan keduanya dengan mobil menuju belakang rumah Syaikh Yahya hafidhohulloh. Dalam keadaan orang-orang masih tetap mengikuti kami dari belakang.

Setelah sampai, keluarlah para khurros (pengawal) Syaikh Yahya. Orang-orangpun berhenti setelah mengetahui Syaikh Yahya keluar. Dan mereka memberi jalan kepada Syaikh Yahya untuk melihat murid beliau (sebelum di makamkan). Dan beliaupun berhenti di jasad Sufyan rohimahulloh, dan beliau langsung mengenalinya dan melihatnya dengan seksama. Kemudian beliau berpaling menuju mobil yang lain yang membawa jasad Ahmad al Liiby rohimahulloh. Lalu beliau melihat jasadnya, dan kuletakkan tanganku pada wajah Ahmad rohimahulloh kutunjukkan rambut, kepala serta jenggot dan telinganya. Dan Syaikh Yahyapun memandangnya dengan wajah yang tampak gembira dengan apa yang telah beliau lihat dan berkata : “Jazakumulloh khoiron, bersegeralah mengubur mereka!”.

Kemudian ketika kami ingin bergegas menuju pemakaman, kamipun kesulitan untuk berjalan karena manusia penuh sesak. Dan  tidaklah kami bisa keluar kecuali dengan bersusah payah, kamipun menuju pemakaman baru. Ketika itu, perjalanan dengan mobil terasa lebih jauh daripada perjalanan dengan jalan kaki (karena banyaknya manusia). Dan tidaklah kami sampai di pemakaman baru kecuali orang-orang sudah menunggu kedatangan kami. ketika mobil berhenti dekat pemakaman baru, di sana keinginan orang-orang sudah memuncak untuk dapat melihat jasad keduanya. Dan tampak terlihat dari mereka seakan-akan mereka berkata: “Janganlah kalian menghalangi kami untuk melihat jasad saudara kami!”. 

Merekapun saling berdesakan di sekeliling mobil, dan sama sekali tidak ada jalan untuk membawa keduanya ke liang lahat. Ikhwan-ikhwanpun berdiri di sekeliling mobil dan menghalangi menusia agar tidak naik ke atas mobil. Kamipun mengangkat jasad Sufyan rohimahulloh di atas tandu setinggi pinggang agar orang-orang bisa melihatnya dengan jelas. Ketika orang-orang melihatnya, merekapun mengenalinya dan berkata: “Ini Sufyan !”. Lalu kami angkat jasad Ahmad rohimahulloh sebagaimana yang pertama tadi. Orang-orangpun melihatnya dan berkata :”Ini Ahmad!”. Dan padanya (kejadian ini) tergambarlah  kegembiraan mereka dan ketenangan hati di  kejadian yang penuh kebaikan ini. Dan benarlah apa yang Alloh  subhanahu wa ta’ala firmankan :

وَمَا جَعَلَهُ اللّهُ إِلاَّ بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

“Dan Alloh tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali ‘Imran : 126)

Dan setelah itu kami menurunkan keduanya dari mobil dan orang-orangpun memberi jalan. Ikhwan-ikhwan menurunkan jasad Sufyan ke liang lahat, dan aku menurunkan jasad Ahmad ke liang lahat. Kemudian aku menguburnya dengan tanah dan yang bersamaku saat itu adalah ‘Amir al Liiby dan Faishol al Jazaairy (asal Al Jazair) serta Mukhtar al Habasyi (asal Etiopia) juga yang lainnya dari beberapa ikhwan, bertepatan sebelum terbenamnya matahari hari Ahad 11 Jumadil Akhir 1434 Hijriah. Kemudian sebagian besar ikhwan-ikhwan sholat Maghrib dekat pemakaman baru. Akupun pulang dan pergi ke masjid Markiz, dan masih mendapati roka’at pertama dengan Syaikh Ahmad al Wushobi[10] hafidhohulloh yang ketika itu beliau membaca surat al A’rof seluruhnya dalam sholat maghrib[11].

Dan pada hari ini senin 12 Jumadil akhir 1434 Hijriyah, ikhwan-ikhwan bergegas ke pemakaman baru untuk menggali dan menyiapkan liang lahat untuk jasad yang masih tersisa. Pada hari ini orang-orang banyak berdatangan dari luar kota seperti dari Son’a, Ma’bar, ‘Amron, dan dari tempat yang lainnya. Dan kami melihat orang-orang sudah berkumpul ramai sekali, mereka duduk-duduk di pemakaman baru menunggu datangnya jasad para syuhada’ – في ما نحسبهم والله حسبهم -. Lalu ikhwan-ikhwan berpindah ke makam lama untuk mengeluarkan sebagian jasad yang tersisa. Dan dikeluarkanlah sejumlah jasad, yang salah satunya adalah Saif al ‘Uudiy rohimahulloh (asal kota Ibb yaman). 

Ketika itu aku di sampingnya dan orang-orang berdesakan, kulihat seorang yang datang di antara kerumunan manusia sampai dia mendekat padaku dan berkata : “ya akhi, aku ingin melihatnya!”. Dan akupun paham kalau dia datang dari luar kota, dan kutanya dia: “Siapa kamu?”. Dia jawab : “Aku pejabat fulan” (yakni; namanya sengaja kusimpan). Akupun membuka (kafan) untuknya, setelah dia amati (jenazah Saif) dan dia lihat tidak ada perubahan kecuali sedikit bahkan jenggot Saif masih ada, orang inipun keheranan dan meletakkan tangannya di atas jasad dan memegang jenggot Saif rohimahulloh kemudian dia mencium tangannya dan tidak didapatinya bau, dan sepertinya dia ahli dalam hal ini, diapun berkata :”Yaa Subhanalloh!”. Akupun merasa bahwa dia terbetik sesuatu di relung hatinya. Setelah hendak beranjak pergi, akupun berkata padanya :”Sebarkan apa yang kau lihat!”. Diapun menjawab:” Ya, dengan senang hati! Ini untukku insyaAlloh!”.

Dan juga Abdurrohman al Ameriky rohimahulloh (asal Amerika) warna jenggotnya masih tetap kuning. Begitu pula pemuda yang pemberani Abdulloh al Mursyidi al Hadromy rohimahulloh (asal kota Hadromaut) tidak banyak mengalami perubahan. Dan yang lainnya rohimahumulloh jami’an.[12]

Dan kami patut berterima kasih kepada ikhwan-ikhwan yang membantu menertibkan orang-orang dan menjadikan mereka dua baris di kiri dan di kanan sepanjang jalan mulai dari pemakaman baru sampai puskesmas Dammaj. Dan mobil-mobil (yakni mobil pick-up) yang mengangkut jasad syuhada’ – في ما نحسبهم والله حسبهم- berjalan dengan sangat pelan ditengah-tengah barisan tadi sehingga orang-orang bisa melihat dengan mudah dan leluasa. Dan tetap kondisi seperti ini sampai kami tenang dalam mengeluarkan dan memindahkan jasad mereka semuanya kepemakaman baru.

Kemudian datang waktu sholat Mahgrib, orang-orangpun pergi sholat. Tinggal aku dan Aiman al Liiby dan Abu Arqom Muhammad as Sudany (asal Sudan) berjaga-jaga di pemakaman, lalu kamipun sholat Maghrib di sekitar pemakaman. Lalu kami kembali ke pemakaman dan masih tersisa satu makam yang terletak dipinggiran yang sempit. Beberapa ikhwanpun menggalinya dengan hati-hati sampai mendapati liang lahat, yang ternyata dalamnya jasad anak kecil. Akupun mengambilnya, disampingnya terdapat kantong plastik putih tipis yang dalamnya ada gumpalan daging dan darah berwarna merah yang masih basah. Setelah kulihat ternyata isinya adalah janin yang kelihatan seperti masih baru. Dan salah satu ikhwan meletakkan sorban diatasnya, lalu akupun membungkus keduanya (anak kecil dan janin tersebut) dengannya. Kemudian kami pergi kepemakaman baru, namun disana tidak ada makam yang cocok ukurannya untuk janin tersebut. Akhirnya beberapa ikhwanpun menggali liang lahat berukuran kecil. Kamipun mengubur keduanya diliang lahat itu, dan itu kami lakukan setelah sholat isya’, setelah itu kami pulang.

Dan ta’awun ini dilakukan mulai pagi hari sampai setelah maghrib dan memakan waktu sekitar 3 hari. Adapun beberapa ikhwan meneruskan kerja bakti setelahnya untuk membuat tembok keliling pemakaman baru.

Kami memohon kepada Alloh  subhanahu wa ta’ala dengan karunia-Nya dan kemuliaan-Nya serta kemurahan-Nya juga kebaikan-Nya untuk merohmati saudara-saudara kita yang mendahului kita. Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala mengampuni mereka dan kita semua serta mengumpulkan kita dengan mereka di surga-Nya yang penuh kenikmatan bersama para Nabi dan shiddiqin juga para syuhada’ dan orang-orang yang sholeh.[13]

Di tulis oleh:
Abu ‘Ali Abdulloh bin ‘Ali bin Daabiy al Liiby

[1] Berdasarkan dugaan kami. Dan Alloh sajalah yang menilai mereka.
[2] Syaikh Yahya hafidhohulloh ditanya :”Bagaimana dengan kebenaran dari perkataan bahwa ihkwan-ikhwan  yang meninggal ketika jihad di Dammaj mereka adalah syuhada’?”
Jawaban Syaikh Yahya hafidhohulloh : “Memutlakkan hukum dengan mengatakan fulan syahid tanpa mengatakan – في ما نحسبهم والله حسبهم – (sebagaimana persangkaan kita terhadap mereka, dan cukup Alloh sebagai pencatat amalan mereka), seperti memutlakkan mereka sebagai ahli surga. Dan memastikan seseorang masuk surga harus didasari oleh dalil karena yang demikian itu  merupakan perkara yang ghoib. Tidak boleh seseorang memastikan fulan termasuk ahli surga atau ahli neraka kecuali harus didasari oleh dalil. Dan seharusnya mengatakan: “Kita mengaharap mereka   sebagai syuhada’, atau kita mengharapkan semoga mereka syahid insyaAlloh. Lihat kitab fatul baari syarh  Shohih Bukhori pada bab : Jangan Mengatakan Fulan Syahid. [Dars ba'da Maghrib, malam kamis tanggal 15 Jumadil akhir 1434 Hijriyah]
[3] Yakni hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamalan sunnah, sebagaimana dalam Hadits Jabir bin Abdillah t yang di riwayatkan oleh imam Bukhori.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما: أن رسول الله كان يجمع بين الرجلين من قتلى أحد في ثوب واحد. ثم يقول :أيهم أكثر أخدا للقرآن ؟ فإذا أشير له إلى أحدهما قدّمه في اللحد، وقال :أناشاهد على هؤلئك يوم القيامة.وأمر بدفنهم بدمائهم ولم يصلي عليهم ولم يغسلهم.
Dari Jabir bin Abdullah rodhiallohu ‘anhuma, sesungguhnya Rosululloh shallallahu ‘alayhi wasallam mengumpulkan dua orang dari korban perang Uhud dalam satu tempat (yakni tiap liang lahat dua orang). Kemudian beliau berkata : “Mana dari keduanya yang banyak mengambil Alqur’an (yakni banyak hapalannya)?”. Ketika ditunjukkan pada beliau shallallahu ‘alayhi wasallam salah satu dari keduanya, maka mendahulukannya di liang lahat. Dan beliau shallallahu ‘alayhi wasallam berkata : “Aku akan menjadi saksi atas mereka nanti di hari kiamat”. Dan beliau shallallahu ‘alayhi wasallam memerintahkan untuk mengubur bersamaan dengan darah mereka, juga tidak mensholati serta memandikan mereka.
[4] Hal ini setelah dilakukan do’a istisqo’ oleh Syaikh Abdul Kholiq al Wushoby ketika beliau khutbah jum’at di masjid markiz Dammaj. Selang beberapa hari kemudian, Alloh  subhanahu wa ta’ala menurunkan hujan lebat sampai-sampai terjadi banjir beberapa kali.
[5] Yakni mengalami perubahan warna karena terkena lumpur, tetapi tidak lapuk. Padahal kita jumpai kayu penutup liang lahat sudah banyak yang lapuk.
[6] Karena pemakaman baru belum selesai digali sementara 11 jasad syuhada’ –في ما نحسبهم والله حسبهم –sudah dikeluarkan, sambil menunggu selesai penggalian, jasad merekapun diletakkan dimusholla tersebut.
[7] Karena tidak ada makanan yang layak untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui di masa musim dingin yang menusuk.
[8] Ketika masa jihad di Dammaj, ikhwan-ikhwan yang meninggal kain kafannya sengaja ditulis nama dan asal Negara. Dan hal itu atas sepengetahuan Syaikh Abdul Wahhab as samiry selaku Qodhi di Dammaj, beliau juga mencatat data-data korban secara lengkap sesuai paspor.
[9] Abu Adam al Maalizy hafidohulloh (beliau adalah kakak ipar dari Hisyam rohimahulloh) mengkisahkan apa yang beliau dan keluarganya saksikan tentang jasad Hisyam rohimahulloh.
Pada hari Senin 12 jumadil akhir 1434 H (karena yang benar kejadian diangkatnya jasad Hisyam pada hari senin bukan hari Ahad seperti yang disebut penulis). Kami sekeluarga diberi nikmat yang tidak terkira oleh Alloh  subhanahu wa ta’ala . Yakni kami diberi kesempatan bisa melihat jasad Hisyam rohimahulloh setelah hampir 5 tahun tidak berjumpa. Subhaanalloh, jasadnya masih utuh tinggi dan besar. Rambutnya terlihat masih hitam, matanya sedikit terbuka sehingga terlihat putih. Dia seakan tersenyum sehingga terlihat giginya yang putih, badannya masih terasa lembut. Bajunya masih bagus dan kain kafannya agak berubah kekuningan tapi masih bagus dan tertulis هشام المالزي .
Tiga pekan sebelum melihat Hisyam kami sekeluarga menyempatkan untuk berziarah kepemakaman syuhada’ –في ما نحسبهم والله حسبهم – untuk yang pertama kalinya setelah 10 bulan di Dammaj. Akupun (yakni istri Abu Adam selaku kakak kandung Hisyam) memberi salam kepada ahlul kubur, tak terasa air mata menetes sambil kupanjatkan do’a : “Ya Alloh aku mohon pada-Mu satukanlah aku dan adikku di dunia dan di akherat. Serta, berilah aku rizki untuk berjumpa dengan adikku, ya Robbi kabulkanlah do’aku”. Dan dikebanyakan waktu mustajabah aku berdo’a kepada Alloh  subhanahu wa ta’ala . Walaupun terdetik dihati ini tidaklah mungkin hal itu tercapai karena Hisyam sudah meninggal dan dikubur, bagaimana aku bisa berjumpa dengannya. Dan memang Alloh  subhanahu wa ta’ala benar-benar mengabulkan do’aku. Dan sungguh Alloh  subhanahu wa ta’ala kabulkan apa yang Hisyam rohimahulloh katakan, ketika dia dalam kondisi cedera parah di gunung Barroqoh (ketika serangan 1 Muharrom 1433 H). Dia SMS dan mengatakan bahwa dia dalam kondisi cedera. Akupun menelponnya (dari Malaysia), dan diapun berkata dan meminta maaf serta minta untuk menghalalkan semuanya. Dan berkata :”InsyaAlloh kita akan jumpa kak, InsyaAlloh kita akan jumpa kak!”. Dan Alhamdulillah Alloh subhanahu wa ta’ala telah mempertemukan kami.
[10] Beliau adalah Imam rowatib masjid Markiz Dammaj, yang diberi wasiat oleh Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’I rohimahulloh untuk mengurusi segala sarana dan keperluan tullabul ilmi di Markiz Daarul Hadist Dammaj.
[11] Hal ini merupakan upaya pengamalan sunnah, sebagaimana dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam an Nasa’I yang dishohihkan oleh syaikh Albani :
عن عائشة  ك أن رسول الله  :قرأ في صلاة المغرب بسورة الأعراف فرقها في ركعتي
“Dari Aisyah radhiyallaohu ‘anha : Sesungguhnya Rosululloh shallallahu ‘alayhi wasallam ketika sholat Maghrib membaca surat al A’rof, dan membaginya (dibaca) dalam dua rokaat.”
[12] Dan dari jasad para syuhada’ – في ما نحسبهم والله حسبهم- saudara-saudara kita asal Indonesia rohimahumulloh jami’an seperti :
  • Muhammad Amin asal Ambon rohimahulloh.
Berkata Iqbal asal Ambon hafidhohulloh (adik kandung Muhammad Amin) : ” Ketika aku mengambil jasad kakakku dari liang lahat yang dibantu beberapa ikhwan Indonesia dan Aljazair. Aku rasakan berat badan kakakku masih terasa berat. Juga ketika mengangkat  tandu menuju ke mobil yang mengangkut kepemakaman baru, aku dibantu beberapa ikhwan. Dan Abu Yusuf asal Ambon hafidhohulloh sempat memegang belakang kepala sampai sepanjang daerah tulang belakang (punggung) dan dia rasakan masih ada kulitnya. Dalam perjalanan menuju kepemakaman  baru, aku dan beberapa ikhwan Indonesia ikut naik mobil yang mengangkut jasad kakakku. Lalu Ustman asal Makassar berkata kepadaku :”Coba buka kafannya!”. Lalu diapun membuka sendiri kain kafan kakakku, dan aku melihat rambutnya masih ada dan kulit dikeningnya masih ada.
Dan aku teringat dulu ketika kakakku meninggal, kuamati kaki pada bagian lututnya tidak bisa diluruskan (bengkok yang kemungkinan akibat jatuh beberapa meter dari ketinggian tebing gunung Barroqo). Namun ketika kuangkat dari liang lahat, kuperhatikan lututnya lurus. Wallohu a’lam.
  • Adam asal Ambon rohimahulloh.
Berkata Akh Adib asal Jakarta hafidhohulloh:” Ketika aku mengeluarkan Adam rohimahulloh dari liang lahat bersama beberapa ikhwan asal Perancis, kita saling ta’awun dengan mereka karena disatu liang lahat selain Adam ada juga Hamzah faronsy (asal Perancis) rohimahumulloh. Alhamdulillah, aku sempat lihat wajah Adam yang memang sudah ada perubahan, karena ketika meninggal dia termasuk yang jenazahnya di siram air aki oleh Rofidhoh (ini termasuk salah satu kebiadaban Rofidhoh menyiksa orang yang sudah meninggal). Tapi aku dapati jenggotnya masih ada. Lalu kita bawa jasadnya ke pemakaman baru yang disana sudah ada dua orang Yaman yang membatu memasukkan jasad Adam keliang lahat. Lalu orang ini bersaksi bahwa ada bekas darah dibajunya yang darah itu adalah darahnya Adam rohimahulloh. Wallohu a’lam. Dan hal ini juga disaksikan pula oleh Iqbal asal Ambon.
  • Abu Haidar Abdulloh asal Aceh rohimahulloh.
Abu  Ihsan asal Makassar hafidhohulloh berkata : “Jasad Abu Haidar masih tampak berat ketika diangkat dari liang lahat, dan postur tubuhnya masih belum mengalami perubahan yang berarti, kecuali disebagian wajahnya”. Dan hal ini juga dikemukakan oleh Ridwan asal Makassar.
  • Sholeh asal Medan rohimahulloh.
Berkata Ridwan asal Makassar hafidhohulloh :”Ketika aku diatas mobil pick-up yang membawa jasad Sholeh rohimahulloh untuk dipindahkan kepemakaman baru. Syaikh Abdul Wahhab as Samiry menyuruhku untuk membuka wajah Sholeh rohimahulloh.  Ketika aku melihat wajahnya,  kudapati wajahnya tidak jauh beda ketika sebelum dikubur dan kulit wajahnya masih ada kecuali disebagian hidungnya. Sebagian tanah membekas dikulit wajahnya  sebab hujan yang menggenangi makam. Dan ini juga disaksikan beberapa ikhwan yang berada diatas mobil tersebut.
Dan Adib hafidhohulloh asal Jakarta berkata: “Ketika aku ta’awun memasukkan jasad Sholeh rohimahulloh keliang lahat yang memang ukurannya kecil. Sebagian ikhwan-ikhwan Indonesia sudah mengelilingi liang lahat untuk melihat. Ana buka kain kafannya karena permintaan beberapa ikhwan Indonesia yang ingin melihat yang terakhir kalinya sebelum dimakamkan. Dan ana lihat jenggotnya masih ada.
Begitu pula Abu Yahya asal Makassar hafidhohulloh yang beliau bersama Sa’id asal Banyuwangi hafidhohulloh dan beberapa ikhwan Indonesia berusaha menggali sebagian potongan tubuh Sholeh rohimahulloh yang dikubur terpisah. Menjelang larut malam baru ditemukan potongan tubuh tersebut dan masih terbungkus kantong plastik, dan beratnya masih terasa.
  • Abdul Ghofur asal Lumajang rohimahulloh.
Berkata Rofi’iy asal Lamongan hafidhohulloh: “Aku sempat menyaksikan jasad Abdul Ghofur rohimahulloh ketika diangkat dari liang lahat dan ketika dikubur di pemakaman baru. Cuma kain kafannya tidak sempat dibuka dan langsung dikubur. Tapi Alhamdulillah aku sempat memegang jasadnya dari balik kafan, dan aku rasakan seakan kulit dan dagingnya masih ada serta postur tubuhnya masih belum mengalami perubahan yang berarti”. Wallohu a’lam.
Jasad perempuan dammajiyah (penduduk asli Dammaj ) yang ditembak oleh Rofidhoh ketika masa jihad di Dammaj.
Berkata Ridwan asal Makassar hafidhohulloh tentang jasad wanita yang terbunuh ketika masa jihad di Dammaj :” Setelah pemindahan jasad seorang wanita yang terbunuh ketika masa jihad di Dammaj. Kami dapati di tandu untuk mengangkat jasad tersebut darah yang masih segar. Dan ini disaksikan oleh puluhan tullabul ilmi dan orang awam. Bahkan sebagian mereka mengambil tissue untuk memastikan kebenaran darah itu, dan ditempelkan pada kain selimut yang dijadikan alas dari jasad wanita tersebut. Dan memang benar bahwa itu adalah darah, lalu sebagian orang mengambil foto dari darah itu. Perempuan itu meninggal kurang lebih satu tahun setengah yang lalu tapi masih tetap mengeluarkan darah”. Subhanalloh.
[13] Alhamdulillah, selesai alih bahasa serta beberapa catatan kaki dari malzamah ini pada hari Sabtu 29 Rojab 1434 Hijriyah. Semoga Alloh  subhanahu wa ta’ala menggolongkan saudara-saudara kita termasuk orang-orang yang  Alloh  subhanahu wa ta’ala beli nyawa dan harta mereka dengan jannah. Sebagaimana dalam firman-Nya :
إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka ..” (At-Taubah:111)
Dan apa yang telah terjadi dari jasad mereka cukup sebagai bukti akan tanda-tanda kekuasaan Alloh  subhanahu wa ta’ala dan kami meyakini hal ini adalah sebuah karomah yang Alloh tampakkan pada hamba-Nya yang sholeh. Syaikh Yahya hafidhohulloh ditanya :”Apakah jasad Syuhada’ yang tidak dimakan tanah termasuk sebuah karomah? Beliau jawab :”Ya, hal itu termasuk karomatul auliya’, karena mereka berjihad dijalan Alloh  subhanahu wa ta’ala “.[Dars ba'da maghrib, Ahad 11 Jumadil akhir 1434 H]
Jazakumullohu khoiron kepada semua pihak termasuk masyayikh dan tullabul ilmi serta ikhwan-ikhwan Indonesia yang ikut ta’awun dalam pemindahan jasad saudara-saudara kita para syuhada’-  - في ما نحسبهم والله حسبهم .

Semoga Alloh  subhanahu wa ta’ala mencatatnya sebagai amalan sholeh.

0 comments

6 Kerusakan Valentine’s Day

6 Kerusakan Valentine’s Day


Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.



Cikal Bakal Hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:
Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.

Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Panggang, Gunung Kidul, 12 Shofar 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya


Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
2 comments
 
Support me : On Facebook | On Twitter | On Google_Plus
Copyright © 2011. Website's : Mukhtar Hasan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger