Perbaiki Sujud Anda!
Perbaiki Sujud Anda!
Saudaraku pembaca…
Keadaan kita yang paling dekat dengan Allah Ta’ala adalah ketika sujud maka sempurnakanlah sujud kita.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا
الدُّعَاءَ»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).”(HR. Muslim)
Saudaraku Pembaca… Mari kita lihat hadits-hadits berikut.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه
وسلم – «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ
– وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ – وَالْيَدَيْنِ ، وَالرُّكْبَتَيْنِ
وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ»
Artinya: “Abdullah bin Abbas
radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota;
dahi –beliau menunjukkan dengan tangannya ke atas hidungnya-, dua
tangan, dua lutut dan kedua ujung jari jemari, dan melipat baju dan
rambut”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَرَأَى
رَجُلاً يُصَلِّى مَا يُصِيبُ أَنْفَهُ مِنَ الأَرْضِ فَقَالَ «لاَ صَلاَةَ
لِمَنْ لاَ يُصِيبُ أَنْفَهُ مِنَ الأَرْضِ مَا يُصِيبُ الْجَبِينَ»
Artinya:
“Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika melihat seseorang
mengenakan yang hidung dari tanah: “Tidak sah shalat bagi siapa yang
tidak mengenakan hidungnya dari tanah sebagaimana kenanya dahi.” (HR. Ad
Daruquthni, no. 1335 dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab
Sifat Ash Shalah)
عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
-رضى الله عنه- أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ «
أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى
لأَرَاكُمْ مِنْ بَعْدِ ظَهْرِى إِذَا مَا رَكَعْتُمْ وَإِذَا مَا
سَجَدْتُمْ»
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Sempurnakanlah ruku dan sujud, demi jiwaku yang
berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat kaliat dari
belakang punggungku, jika kalaian ruku dan sujud. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
عَنْ أَبِى مَسْعُودٍ
الأَنْصَارِىِّ الْبَدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « لا تُجْزِئُ صَلاَةٌ لاَ يُقِيمُ فِيهَا الرَّجُلُ يَعْنِى
صُلْبَهُ فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ ».
Artinya: “Abu Masud Al
Anshary Al Badry radhiyallah ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Sebuah shalat tidak sah di dalamnya
seseorang tidak menegakkan punggungnya di dalam ruku’ dan sujud”. (HR.
Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits ini hadits hasan yang shahih.”)
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ
«اعْتَدِلُوا فِى السُّجُودِ ، وَلاَ يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ
انْبِسَاطَ الْكَلْبِ»
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Tegaklah di dalam sujud dan janganlah salah seorang dari
kalian meletakkan kedua lengannya di atas tanah (ketika sujud)
sebagaimana anjing”. (HR.Al- Bukhari dan Muslim)
عَنْ
سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ رَأَى حُذَيْفَةُ
رَجُلاً لاَ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ قَالَ مَا صَلَّيْتَ، وَلَوْ
مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ الْفِطْرَةِ الَّتِى فَطَرَ اللَّهُ مُحَمَّدًا
-صلى الله عليه وسلم-
Artinya: “Sulaiman berkata: “Aku telah
mendengar Zaid bin Wahb berkata: “Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu pernah
melihat seseorang tidak menyempurnakan ruku dan sujud, lalu beliau
berkata: “Kamu belum shalat, jika kamu mati maka kamu mati di atas
selain fitrah yang telah Allah fitrahkan atas Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.”
عَنْ أَبُو حُمَيْدٍ
السَّاعِدِىُّ :فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلاَ
قَابِضِهِمَا ، وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ
الْقِبْلَةَ
Artinya: “Abu Humaid As Sa’idy rahimahullah berkata
(menceritakan shalatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Maka jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya dengan
tidak merebahkannya dan tidak menggengamnya, dan mengarahkan ujung
jari-jemari kakinya menghadap kiblat”. (HR. Bukhari)
عَنْ
عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ
أَصَابِعَهُ الْخَمْسَ
Artinya: “Alqamah bin Wail meriayatkan dari
bapaknya radhiyallahu ‘anhu, belaiu berkata:“Senantiasa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam jika ruku beliau merenggangkan
jari-jemarinya dan jika sujud beliau merapatkan jari-jemarinya yang
lima”. (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab
Sifat Ash Shalat)
قَالَتْ عَائِشَةُ:
فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ مَعِي
عَلَى فِرَاشِي فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا راصَّاً عَقِبَيْهِ مُسْتَقْبِلًا
بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ لِلْقِبْلَةِ
Artinya: “Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata: “Aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
padahal sebelumnya beliau bersamaku di ranjangku, ternyata aku dapati
beliau dalam keadaan sujud merapatkan kedua tumitnya dan menghadap
jeri-jemari kakinya ke kiblat”. (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al
Abani di dalam kitab Sifat Ash Shalat)
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِى عَلَى بَطْنِ
قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ
Artinya:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku kehilangan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, pada suatu malam dari ranjang, lalu aku
cari beliau, ternyata tanganku pada perut kedua telapak kaki beliau dan
beliau di dalam masjid dan kedua telapak kaiki tersebut dalam keadaan
berdiri tegak”. (HR. Muslim)
عَنْ أَبِى
حُمَيْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا
سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنَ الأَرْضِ وَنَحَّى يَدَيْهِ
عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Artinya:
“Abu Humaid “radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam jika sujud beliau mengenakan hidung dan
dahinya dari tanah dan melebarkan kedua lengannya dari kedua samping
tubuhnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan kedua
bahunya”. (HR.At- Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab
Irwa’ Al Ghalil, no. 309)
عَنْ
مَيْمُونَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَجَدَ
جَافَى بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى لَوْ أَنَّ بَهْمَةً أَرَادَتْ أَنْ تَمُرَّ
تَحْتَ يَدَيْهِ مَرَّتْ
Artinya: Maimunah radhiyallahu ‘anha
meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jika sujud
beliau merenggangkan kedua tangannya sehingga jika ada anak domba ingin
lewat di bawah kedua tangannya maka dia bisa lewat”. (HR. Abu Daud dan
dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Abu Daud, no. 835)
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه أن رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
– قالَ « ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ
حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا،
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى
صَلاَتِكَ كُلِّهَا»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(kepada seseorang yang buruk shalatnya): “Kemudian sujudlah sampai
tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah sampai tuma’ninah
dalam keadaan duduk, kemudian sujudlah sampai tuma’ninah dalam keadaan
sujud, kemudian angkatlah sampai tuma’ninah dalam keadaan duduk,
kemudian kerjakanlah hal itu di dalam seluruh shalatmu”. (HR.Al- Bukhari
dan Muslim)
Pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari hadits-hadits di atas:
- Anggota tubuh yang harus dikenakan ketika sujud ada tujuh; yaitu dahi dan termasuk di dalamnya hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua jari-jemari kaki.
- Jika salah satu anggota sujud tidak diletakkan maka sujudnya tidak sah, dan jika sujud tidak sah maka shalatnya tidak sah.
Berkata An Nawawi rahimahullah :
فلو أخل بعضو منها لم تصح صلاته
Artinya: “Jikalau terlepas salah satu anggota darinya maka tidak sah shalatnya”. (Syarah Shahih Muslim, karya An Nawawi, 4/208)
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
لا
يجوز للساجد أن يرفع شيئاً من أعضائه السبعة, لأن النبي صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : ( أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ
أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ
وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ ) رواه البخاري
(812) ومسلم (490)، فإن رفع رجليه أو إحداهما ، أو يديه أو إحداهما ، أو
جبهته أو أنفه أو كليهما ، فإن سجوده يبطل ولا يعتد به ، وإذا بطل سجوده
فإن صلاته تبطل . لقاءات الباب المفتوح للشيخ ابن عثيمين(2/99)
“
Artinya:
“Tidak boleh bagi seorang yang sujud untuk mengangkat bagian dari
anggota tubuh yang tujuh tersebut, karena Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: ““Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh
anggota; dahi –beliau menunjukkan dengan tangannya ke atas hidungnya-,
dua tangan, dua lutut dan kedua ujung jari jemari, dan melipat baju dan
rambut.” HR. Bukhari (no. 812) dan Muslim (no. 490), maka jika dia
mengangkat kedua kakinya atau salah satunya atau kedua tangannya atau
salah satunya atau dahinya atau hidungnya atau keduanya, maka sujudnya
batal dan tidak sah dan jika sujudnya batal maka shalatnya batal.”
(Lihat Liqaat Al Bab Al Maftuh, 99/2)
- Sujud harus tegak, kedua paha tidak menyentuh perut dan betis.
Berkata At Tirmidzi rahimahullah:
وَالْعَمَلُ
عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله
عليه وسلم- وَمَنْ بَعْدَهُمْ يَرَوْنَ أَنْ يُقِيمَ الرَّجُلُ صُلْبَهُ
فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ.
وَقَالَ
الشَّافِعِىُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ مَنْ لَمْ يُقِمْ صُلْبَهُ فِى
الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ فَصَلاَتُهُ فَاسِدَةٌ لِحَدِيثِ النَّبِىِّ -صلى
الله عليه وسلم- «لاَ تُجْزِئُ صَلاَةٌ لاَ يُقِيمُ الرَّجُلُ فِيهَا
صُلْبَهُ فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ»
Artinya: “Perbuatan ini
menurut para ulama dari para shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dan ulama setelah mereka, mereka berpendapat hendaknya
seseorang menegakkan punggungnya ketika ruku dan sujud.
Asy
Syafi’ie dan Ahmad serta Ishaq rahimahumullah berkata: “Barangsiapa yang
tidak menegakkan punggungnya ketika ruku dan sujud maka shalatnya
rusak”, berdasarkan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
““Sebuah shalat tidak sah di dalamnya seseorang tidak menegakkan
punggungnya di dalam ruku’ dan sujud”. (Lihat Kitab Jami’ At Tirmidzi)
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
أي:
اجعلوه سجوداً معتدلاً ، لا تهصرون فينزل البطن على الفخذ، والفخذ على
الساق ولا تمتدون أيضاً كما يفعل بعضُ النَّاس إذا سجد، يمتد حتى يقرب مِن
الانبطاح، فهذا لا شكَّ أنَّه مِن البدع وليس بسنَّةٍ، فما ثبت عن
النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم ولا عن الصحابة فيما نعلم أنَّ الإنسانَ
يمدُّ ظهره في السجود ، إنَّما مَدُّ الظهر في حال الركوع ، أما السجود
فإنَّه يرتفع ببطنه ولا يمده.
Berkata: “Sujudlah dengan tegak,
jangan merunduk sehingga menurunkan perut di atas paha dan paha di atas
betis, dan juga jangan terlalu memanjang sebagaimana yang dilakukan
sebagian orang jika dia sujud, memanjang samapi mendekati dalam keadaan
merebahkan diri, maka tidak diragukan ini adalah perbuatan bid’ah dan
bukan dari sunnah, telah tetap rwayatnya dari Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasalalm dan para shahabatnya, sebagaimana yang kami ketahui
bahwa seorang tidak merentangkan punggungnya ketika sujud tetpi
merentangkannya ketika ruku, adapun ketika sujud dia mengangatkan
perutnya dan tidak merentangkannya”. (Lihat Kitab Asy Syarh Al Mumti’,
3/168.)
- Mengangkat kedua lengan tangan ketika sujud
Berkata Al Munawi rahimahullah:
أي لا يفرشهما على الأرض في الصلاة فإنه مكروه لما فيه من قلة الاعتناء بالصلاة
Artinya:
“Maksudnya adalah tidak merebahkan kedua lengannya di atas tanah ketika
sehalat, karena sesungguhnya hal tersebut makruh karena di dalamnya
terlihat minimnya perhatian terhadap perkara shalat”. (Lihat kitab At
Taisir bi Syarh Al Jami’ Ash Shaghir, no. 1/336)
- Mengarahkan jari jemari tangan dan kaki menghadap kiblat
- Jari jemari tangan di rapatkan ketika sujud.
- Meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan bahu atau telinga
- Melebarkan kedua lengan tidak menyentuh kedua samping badannya, kecuali jika menganggu jamaah disampingnya.
- Merapatkan dan menegakkan kedua telapak kakinya serta mengahdapkannya ke kiblat.
- Sujud dengan tuma’ninah, yaitu tidak bergerak ke gerakan lain sebelum menyempurnakan gerakan sujudnya.
Saudaraku pembaca…
Itu
sebagian dari hadits-hadits tentang sujud, masih banyak yang lain,
tetapi karena keterbatasan ilmu maka dicukupkan sampai disini. Semoga
sujud kita lebih baik dan benar. Selamat mendekatkan diri kepada Allah
dengan sujud.
Al-Ustaadz Ahmad Zainuddin Lc - Artikel ini di tulis Oleh Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc, Selasa, 9 Shafar 1433HDammam Arab Saudi
Cikarang Barat, 20 Dzulhijjah 1433H / 04 November 2012
Post a Comment
Perihal :: Mukhtar Hasan ::
لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه، بل يجب قبول ذلك منه بالاتفاق؛ فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقًا
Tidaklah aib (tercela) bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, bernisbat kepadanya dan berbangga dengannya. Bahkan wajib menerima pernyataan tersebut darinya dengan kesepakatan, karena sesungguhnya tidaklah madzhab salaf itu melainkan kebenaran.
Atau silahkan gabung di Akun facebook saya
================================
Semoga komentar anda bermanfaat bagi kami dan bagi anda