Homepage Pribadi Abu Muhammad Mukhtar bin Hasan al-Atsari

PARA MUWAHHIDUN TIDAK TAKUT KEPADA JIN, SETAN, HANTU, DAN SEBANGSANYA


PARA MUWAHHIDUN TIDAK TAKUT KEPADA JIN, SETAN, HANTU, DAN SEBANGSANYA

Sekitar 10 KM dari pesantren Salafy itu ada sebuah perkampungan penduduk. Di dalam kampung tersebut ada sebuah surau (musholla) yang sudah sangat tua. Surau itu sudah puluhan tahun nganggur tidak dipakai untuk sholat. Jadinya terkesan angker, suram, dan sekilas terlihat samun dan mengerikan. Penduduk setempat tak ada satupun yang berani mendekati surau itu. Berita yang berkembang di masyarakat setempat, sering terjadi peristiwa aneh dan ganjil di surau tersebut. Peristiwa yang membuat bulu kuduk merinding.

Ada sebagian warga setempat pernah mencoba membongkar surau itu biar tidak meresahkan masyarakat. Tapi justru mereka mengalami banyak kejadian mengerikan yang membuat mereka trauma. 

Pejabat desa setempat juga pernah meminta tolong kepada sebuah pesantren beraliran Shufi untuk merobohkan surau yang angker itu. Tapi para santri shufi itu pun gagal karena ketika mulai bekerja merobohkan surau itu mereka sering mengalami berbagai gangguan yang sangat di luar nalar, hingga mereka pun menyerah, tak mau melanjutkan pekerjaannya.

Intinya, berbagai upaya sudah dilakukan untuk memusnahkan surau tua itu. Namun, qoddarallah biidznillah, tak ada yang berhasil.

Hingga suatu hari, pejabat desa setempat, entah datang dari mana idenya, minta tolong ke pesantren Salafy yang masih satu Kabupaten. Kalau berhasil merobohkan surau itu, semua bahan bangunannya yang masih layak pakai boleh diambil oleh pihak pesantren Salafy. Kebetulan, bahan bangunannya cukup berkualitas. Tiang-tiang, pintu, dan jendela terbuat dari kayu jati yang masih sangat bagus kondisinya, hanya saja kurang terawat. Genteng-gentengnya juga masih cukup layak.
Ustadz pun menyetujui. Beliau mengutus 15 santri terbaiknya agar berangkat dan membongkar surau tua itu. Sebelum berangkat, Ustadz memberi taushiyyah yang intinya agar jangan takut kecuali hanya kepada Allah. Ustadz juga menunjuk 3 santri dengan qiroah terbaik agar membaca Al-Qur'an di beberapa sudut surau selama pekerjaan pembongkaran berlangsung. Ini dimaksudkan sebagai ruqyah untuk mengusir jin dan syaithon yang menempati surau itu; agar Allah menyelamatkan para santri dari gangguan syaithon dan jin yang jahat.

Maka berangkatlah ke-15 santri tersebut. Sesampainya di lokasi surau, mereka membaca doa dan dzikir keselamatan serta meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah, agar dimudahkan segala urusan. Mulailah mereka bekerja dengan penuh semangat.

3 santri membaca Al-Qur'an, sementara 12 lainnya sibuk melakukan pembongkaran. Tak ada rasa takut, gentar, atau ngeri sedikitpun dalam benak para santri muwahhidun tersebut. Mereka meyakini, syaithon, jin, atau hantu, semuanya adalah makhluq Allah. Mereka tak akan sanggup menimpakan madharat secuilpun tanpa izin dari Allah.

Alhamdulillah......segala puji bagi Allah semata. Tidak lebih dari 3 jam saja semua pekerjaan sudah beres. Dan tidak ada kejadian apa-apa. Tidak ada peristiwa aneh sama sekali. Semua baik-baik saja biidznillah. Masyarakat setempat yang menyaksikan dari jauh terkagum-kagum pada para santri tersebut. Mereka heran, kok bisa ya? Padahal selama ini mereka selalu gagal. Bahkan para santri shufi itu pun gagal total. Ada apa ini? Mereka penasaran.

Alhamdulillah......peristiwa pembongkaran surau tua yang berjalan aman dan lancar tersebut malah menjadi sebab terbukanya hati banyak warga setempat untuk ikut mengaji, mendalami ilmu agama dengan manhaj Salaf. Awalnya mereka penasaran. Terus bertanya-tanya. Akhirnya mereka-biidznillah-tertarik dengan kajian-kajian Salafy Ahlussunnah yang memang sarat dengan pemurnian aqidah yang murni, sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Semoga kisah nyata sederhana ini bisa menjadi 'ibrah yang baik untuk kita semua. Amiin.....

Silakan Share Artikel Ini :

Post a Comment

Perihal :: Mukhtar Hasan ::

لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه، بل يجب قبول ذلك منه بالاتفاق؛ فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقًا

Tidaklah aib (tercela) bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, bernisbat kepadanya dan berbangga dengannya. Bahkan wajib menerima pernyataan tersebut darinya dengan kesepakatan, karena sesungguhnya tidaklah madzhab salaf itu melainkan kebenaran.

Atau silahkan gabung di Akun facebook saya

================================
Semoga komentar anda bermanfaat bagi kami dan bagi anda

 
Support me : On Facebook | On Twitter | On Google_Plus
Copyright © 2011. Website's : Mukhtar Hasan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger