Menyibak Kabut Sururiyyah
Seririg kita mendengar istilah Sururi atau Sururiyah ketika hadir dalam pengajian atau majlis ilmu, namun terkadang sebagian kita sebelum paham apa sebenarnya Sururiyah tersebut. Oleh karenanya, di sini kita ingin untuk mengenal sekilas tentang sejarah dan \ sebagian dari hakikat kelompok Sururiyah ini, agar kita tidak berbicara kecuali di atas ilmu jdan bukti. Semua ini dalam rangka mengamalkan ucapan seorang sahabat Rasulullah yaitu Hudzaifah : "Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasuiullah tentang kebaikan, sementara itu aku bertanya kepada beliau tentang keburukan, agar jangan sampai menimpaku". (HR.Bukhari) dan juga: ucapan seorang penyair
Aku mengenal keburukan bukan untuk
melakukan keburukan tersebut, akan tetapi untuk menjauhinya
Barang siapa yang tidak mengenal kebaikan dari keburukan, dia akan terjerumus kedalam keburukan tersebut
Kilas Balik Perjalanan Hidup
Pendiri Sururiyah1
Sururiyah adalah sebuah kelompok yang dinisbatkan kepada seorang yang bernama Muhammad Surur Zainal Abidin. Dia tumbuh di lingkungan Ikhwanul Muslimin di Syiria, dan dia sangat fanatik serta taqlid buta kepadanya.
Muhammad Surur berkata dalam majalah as-Sunnannya yang namanya tidaklah sesuai dengan isinya edisi 35 hal. 68 : "Kelompok yang pertama di Syiria adalah kelompok Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh DR. Mushthafa as-Siba'i. Dengan ilmu, pemahaman, serta jihadnya, dia termasuk tokoh yang jarang di-dapatkan di dunia Islam” Dia juga berkata pada hal. 30 : "Saya sekarang mencintai Syaikh kami as-Siba'i $&, saya hargai ilmu beliau, jasa-jasa beliau serta jihad beliau, akan tetapi saya mencintainya di atas ilmu dan pengenalan. Dan saya mengetahui bahwa beliau memiliki ijtihad-ijtihad yang salah. Dahulu aku sangat mencintainya lantaran fanatik buta serta berlebihan dalam mencintainya".
Muhammad Surur menyatakan sendiri tentang dirinya, bahwa dia berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang fanatik terhadapnya, meskipun dia sekarang berpura-pura kepada pengikutnya bahwa dia telah berpindah dari taqlid buta kepada ilmu dan pengenalan,.... akan tetapi ini masih tetap dalam koridor hizbiyah (fanatik golongan) yang samar-samar. Oleh karenanya, ketika dia mengakui kesalahan syaikhnya, dia menyebutkan secara global dan tidak mau memperincinya!!! Penjelasan secara global seperti ini adalah metodenya orang-orang hizbiyin. Dia tidak mau menjelaskan bahwa syaikhnya adalah penyeru kepada pendekatan dengan orang-orang Nashara serta menyeru kepada ajaran sosialisme Islam, dan dia juga pernah menyenandungkan qasidah syirik yang di dalamnya terdapat istighatsah kepada Rasulullahm dst...!!
Mushthafa as-Siba'i pernah berkata seperti yang tercantum dalam kitab Mushthafa as-Siba'i Rajul Fikrah wa Qa'id ad-Da'wah hal. 93-98: "Islam tidaklah memusuhi agama Nashrani, bahkan Islam mengakui dan mengagungkannya. Adapun anggapan celaan Islam terhadap orang-orang Kristen dan keutamaan kaum muslimin, maka dimanakah letak keutamaannya? Islam menghargai semua agama!! Adapun hak-hak dan kewajiban sebagai warga Negara, maka Islam tidak membedakan antara orang muslim dengan orang Kristen, dan tidak melebihkan orang muslim dari orang Kristen. Undang-undang Negara telah menyatakan persamaan antara semua warga negara dalam hak dan kewajiban...
Kemudian dia mengusulkan empat hal:
1 - Islam sebagai agama resmi negara.
2- Semua agama langit (samawi) diakui dan dihormati.
3- Hak-hak kewarganegaraan bagi semua kelompok harus dijaga dan diperhatikan.
4- Tidak boleh dihalangi seorang warga negara untuk mencapai kedudukan dalam negara hanya dikarenakan suatu sebab atau kewarganegaraan atau bahasa".
Bukankah ini adalah sekulerisme yang sebenarnya... Manakah perang dengan sekulerisme dan melawan serta membantah para dai-dainya ?!
Pada tahun 1969 M, Ikhwanul Muslimin di Syiria terpecah-belah, dan ini disebabkan oleh dasar pemikiran mereka. Kelompok Ikhwanul Muslimin di Halab dan Humah condong kepada pemikiran Sufi, maka mereka bersama pemim-pinnya Abdul Fattah Abu Ghuddah, dan ini sealiran dengan Hasan al-Banna. Oleh karena itu, mereka terus hidup bersama organisasi resmi Ikhwanul Muslimin. Dan kelompok Ikhwanul Muslimin di Damaskus condong kepada pemikiran Sayyid Quthub, oleh karena itu mereka di bawah kepemimpinan 'Isham al-Aththar, dan Muhammad Surur masuk kelompokyangsatuini.
Kemudian Muhammad Surur pindah ke Arab Saudi untuk bekerja di sana. Dia giat menyebarkan pemikiran Sayyid Quthub, khususnya di daerah Qashim. Dan dia mampu menarik banyak pengi-kut dari segala arah, hingga dia mendi-rikan Jam'iyah Hizbiyah di bawah kedok organisasi sosial,... lalu dia pindah ke Kuwait dan bergabung dengan Sayyid led -salah seorang pentolan Ikhwanul Muslimin dan pernah di pen-jara bersama Sayyid Quthub-, tapi akhirnya mereka pun berpisan dan masing-masing membuat kelompok tersendiri. Muhammad Surur di Kuwait juga bekerjasama dengan Syaikh Hasan Ayyub dan Ghazi at-Taubah, semuanya dari Ikhwanul Muslimin. Kemudian mereka membuat jama'ah-jama'ah baru, yang saling mencela satu sama lain dan mensifatinya dengan kedus-taan dan kemunafikan!!
Muhammad Surur kemudian me-ninggalkan negeri kaum muslimin dan tinggal di negeri kafir di London, Inggris. Dia duduk diantara taring ular (negeri kafir), dan dia menyangka telah memotong ekornya di negeri Arab Muslim. Di sana (London) dia mendirikan al-Muntada al-lslami bersama tangan kanannya Abu Anas Muhammad al-Abdah serta pengikut-nya orang-orang Saudi dan mener-bitkan Majalah al-Bayan kemudian as-Sunnah. Dari penjelasan di atas dapat diketahui, bahwa Muhammad Surur adalah pengikut Ikhwanul Muslimin sekaligus pengikut Sayyid Quthub.
Kemudian Muhammad Surur sema-kin gencar menyebarkan pemikiran Quthbiyah (Sayyid Quthub) dengan nama Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah (metode Ahlussunnah wal Jama'ah), as-Saiafiyah at-Tajdidiyah (Salafiyah Reformis), dan as-Salafiyah al-Ishlahiyah (Salafiyah Perbaikan), serta as-Salafiyah asy-Syar'iyah (Salafiyah Syar'i)2 Dan hal ini memiliki pengaruh besar terhadap tertipunya sebagian pemuda muslim yang dulunya pernah belajar tentang dakwah salafiyah untuk bergabung dengan kelompok yang dikenal dengan nama Sururiyah setelah terjadinya perang teluk kedua.
Namun Muhammad Surur meng-ingkari keberadaan Sururiyah ini, dengan alasan bahwa hal tersebut adalah rekayasa musuh-musuhnya. Yang selayaknya untuk diketahui di sini, bahwa tidak ada celaan terhadap para ulama yang menggunakan nama Sururiyah untuk menamai kelompok Muhammad Surur, karena semua kelompok bid'ah disandarkan penamaannya kepada pencetusnya. Telah disandarkan kelompok Jahmiyah kepada Jahm bin Sofwan, dan kelompok al-lbadhiyah kepada Abdullah bin Ibadh dan kelompok Quthbiyah kepada Sayyid Quthub.
Adapun pengingkaran Muhammad bin Surur akan keberadaan kelompok-nya ini, maka ini adalah dusta. Dia sendiri telah mengakui hal tersebut di hadapan saudara kita Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i -hafidzahutlah3. Dan orang yang dulunya bergabung dengan dia juga mengakui akan hal ini, seperti 'Isham Barqawi seorang takfiri yang berkedok dengan nama lain dan Abu Muhammad al-Maqdisi dalam bantahannya terhadap Muhammad Surur serta kelompoknya!!
Dia juga pernah mengakui akan hal tersebut kepadaku (Syaikh Salim) di saat dia berkunjung ke Yordania pada tahun 1983 M, ketika dia hendak mencetak kitabnya Wa Ja'a Daur ai-Majus lewat perantara Nidzam Sakkijha pemilik penerbit al-Maktabah al-lslamiyah. Abu 'Isham Muhammad Surur meminta kepada pemilik al-Maktabah al-lslamiyah untuk menga-tur pertemuan denganku. Dan sejak saat itulah aku mengetahui rencana jahatnya untuk memecah belah dakwah salafiyah.4
Syubhat-Syubhat Sururiyah
Diantara syubhat yang dilon-tarkan oleh Muhammad Surur yang menunjukkan akan penyimpangan-nya dari dakwah salafiyah adalah ucapan-nya dalam kitab Manhaj al-Anbiya' fi ad-Dakwah Hlallah 1/8 : Aku perhati-kan dalam kitab-kitab aqidah, maka aku dapatkan bahwa kitab-kitab tersebut ditulis bukan pada zaman kita, dan kitab-kitab tersebut adalah solusi bagi problematika yang ada pada zaman ditulisnya kitab-kitab tersebut -meski-pun ada pentingnya dan adanya kemiripan problematikanya-, tapi zaman ini me-miliki problem yang membutuhkan solusi baru. Kemudian juga, metode kitab-kitab aqidah tersebut kering, karena yang ada hanya nash-nash dan hukum-hukum, oleh sebab itu ke-banyakan para pemuda berpaling dan tidak menyukainya.
Namun sebaliknya, metode al-Qur'an al-Karim membuatku takjub, karena pemaparan masatah aqidah di dalam-nya lewat kisah para nabi dan jihad mereka melawan orang-orang musyrikin. Contohnya, masalah berhala : di dalam kitab-kitab aqidah anda hanya membaca definisinya secara etimologi dan terminologi, macam-macam berhala, dalil keha-ramannya dari al-Qur'an dan as-Sunnah serta ucapan para ulama serta tentang sisi kesyirikannya.
Adapun penjelasan tentang berhala di dalam al-Qur'an, maka ini berbeda. Anda akan mengetahui apa yang ada dalam kitab-kitab aqidah lewat dialog para nabi dengan kaum-nya. Terkadang para nabi tersebut menjelaskan tentang ketidakber-dayaan berhala, dia tidak dapat men-datangkan manfaat atau madharat, dan terkadang menghancurkan berhala-berhala mereka -seperti yang dilakukan oleh Ibrahim alaihissalam, dan terkadang menggambarkan keberanian nabi, kekuatan hujjah dan keteguhannya di atas kebenaran, meskipun kaum mereka sangat ber-keinginan untuk membunuhnya. Semua itu, dipaparkan dengan metode harakah yang sesuai dengan fakta dan menarik".
Jawaban Terhadap Syubhat
Muhammad Surur memaksud-kan kitab-kitab aqidah yang kering adalah kitab-kitab aqidah salafiyah yang murni, seperti asy-Syari'ah oleh al-Ajurri, al-lbanah al-Kubra dan ash-Shughra oleh Ibnu Baththah, Syarhu Ushul I'tiqad Ahlissunnah wai Jama'ah oleh al-Lalika'i, at-Tauhid oleh Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Mandah, al-lman oleh Ibnu Mandah Abu Ubeid dan Ibnu Taimiyah, as-Sunnah oleh Abdullah bin Imam Ahmad, Syarhu al-Aqidah ath-Thahawiyah oleh Ibnu Abil 'Izzi al-Hanafi. Diantara bukti akan hal ini adalah:
Muhammad Surur mengaku seba-gai pengikut aqidah salafiyah.5 -Perkataannya tentang berhala, kesyirikan, makna Loa llaha Illailah, dan tauhid uluhiyah... ini adalah pembahasan kitab-kitab aqidah salafiyah.
Tidaklah Muhammad Surur me-maksudkan kitab-kitab. aqidah khalaf seperti an-Nasafiyah, as-Sanusiyah, an-Nidzamiyah, dan Jauhar at-Tauhid, karena penyim-pangan dan kesesatannya bukan seperti yang dia sebutkan, bahkan kitab-kitab tersebut hanya ber-poros pada masalah al-Jauhar, ai-Ardh, ai-Jism, al-Had, al-Jihah dan selainnya dari istilah-istilah ilmu kalam yang tercela.
Muhammad Surur mensifatkan kitab-kitab aqidah bahwa kitab tersebut hanyalah nash-nash dan hukum-hukum, kemudian dia ber-kata :"... Contohnya, masalah berhala : di dalam kitab-kitab aqidah anda hanya membaca definisinya secara etimologi dan terminologi, macam-macam berhala, dalil keharamannya dari al-Qur'an dan as-Sunnah serta ucapan para ulama serta tentang sisi kesyirikannya..." Nash-nash dan hukum- hukum (menurut dia) itu kering (tidak bisa menggerakkan/menye-mangati), dan oleh karenanya para pemuda berpaling darinya!! Menurut dia, dalil-dalil dari al-Qur'an dan Sunnah serta ucapan para ulama yang menetapkan keharaman berhala, dan kesyrikan aqidah adalah kering, dan oleh karenanya para pemuda lari darinya... Akan tetapi mereka justru terjatuh dalam jaring-jaring tokoh ahli bid'ah yang mendoktrin mereka tanpa ilmu, memberi fatwa mereka dengan akal mereka sendiri, hingga sesat dan menyesatkan!! - Allah tidak menginginkan kecuali menyingkap kontradiksi orang yang mendompleng kepada dakwah salafiyah ini. Dia (pertama kali) me-nyatakan bahwa kitab-kitab aqidah adalah kering, padahal kitab terse-but dibangun atas dasar al-Qur'an dan as-Sunnah serta ucapan para ulama salaf, kemudian dia mengaku mengikuti metode al-Qur'an, dia berkata 1/8 : "...oleh karenanya, aku mengikuti metode al-Qur'an...". Metode al-Qur'an menurut para dai Quthbiyah adalah metode harakah yang sering digembar-gemborkan oleh Sayyid Quthub dalam kitab-kitabnya....
Sesungguhnya apa yang disebutkan oleh Muhammad Surur tentang kitab-kitab aqidah salafiyah seperti yang telah dikatakan oleh para tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin, ketika mereka mengatakan : Kitab- kitab aqidah hanya berkisar tentang masalah sejarah yang telah berakhir masanya dan ini adalah poros perselisihan di zaman ini, bahkan Sayyid Quthub menyatakan untuk dilewati semua warisan setiap generasi untuk memurnikan aqidah.
Muhammad Surur menyangka bahwa solusi yang diberikan oleh kitab-kitab aqidah hanyalah untuk problematika yang ada pada zaman ditulisnya kitab-kitab tersebut. Adapun problematika di zaman kita sekarang maka kitab-kitab tersebut tidak layak untuk zaman ini. Tapi dia tidak menyebutkan problematika apa yang telah berlalu dan tidak layak untuk zaman sekarang dan problematika zaman ini yang tidak dibahas dalam kitab-kitab aqidah ?! Kitab-kitab aqidah salafiyah telah menje-laskan masalah iman, sifat-(Allah), taqdir, ibadah, loyalitas terhadap sahabat, imamah, bai'at, kudeta dan hukum. Dan ini adalah masalah-masalah yang selalu berkaitan dengan kehidupan umat sampai akhir zaman nanti, oleh karenanya tidak ada lagi tempat untuk memprotes. Sesungguhnya problematika zaman ini menurut mereka adalah yang dinamakan dengan al-Hakimiyah atau runtuhnya khilafah, penjajahan kafir, makar Yahudi ! Tidakkah mereka tahu, bahwa ini semua adalah buah dari perpecahan dan perselisihan umat serta penyimpangan mereka dari manhaj al-Qur'an dan as-Sunnah serta dari pemahaman pendahulu umat ini...."6
Muhammad Surur berkata di majalah as-Sunnah edisi 26 tahun 1413 H hal. 2-3 : "...Dari paragraf-paragraf ini para pembaca akan memahami kebanyakan dari apa yang terjadi di dunia Islam ini. Dan periba-datan di zaman kita sekarang ini seperti susunan piramid : Tingkatan pertama : Duduk di atas singgasana-nya presiden Amerika George Bush dan Clinton. Tingkatan kedua : Para penguasa negeri-negeri Arab. Mereka meyakini bahwa kemaslahatan dan kemadharatan mereka berada di tangan Bush. Oleh karenanya, mereka berhaji kepadanya serta mempersembahkan nadzar dan korban kepadanya. Tingkatan ketiga: Tangan kanan penguasa Arab, dari menteri-menteri dan wakil-wakilnya, panglima perang dan penasehatnya. Mereka berbuat kemunafikan untuk tuan-tuan mereka dan menghiasi bagi mereka setiap kebatilan, tanpa ada rasa malu atau takut. Tingkatan keempat, kelima, dan keenam : Para pejabat di kementrian. Mereka tahu bahwa syarat utama untuk bisa naik pangkat adalah kemunafikan dan merendahkan diri serta menjalankan semua perintah mereka..."
Penjelasan dan Jawaban Terhadap Syubhat7
Apakah anda -wahai saudaraku-telah membaca ucapan di atas dan merenungkan maknanya ?! Jika anda tergesa-gesa dalam membacanya, maka ijinkan saya -semoga Allah selalu menjaga kita semua dari segala kejelekan- untuk berhenti sejenak, mencermati apa yang dia katakan di atas:
Ketauhilah -wahai saudaraku-, bahwa dia ingin memberitahukan kepada anda tentang kekafiran para penguasa negeri arab dan tangan kanan mereka dari para menteri, pejabat, panglima perang dan para penasehat mereka. Jika mereka itu kafir, maka tidak ada lagi kewajiban untuk mendengar dan taat serta wajib untuk memberontak, dikarena-kan mereka telah murtad.
Renungkan sejenak hal-hal berikut ini, agar anda melihat sendiri apa yang saya katakan tadi:
1- Tidak diragukan lagi bahwa George Bush adalah orang kafir, Kristen, demikian juga dengan Clinton. Apakah ada kewajiban untuk mendengar dan taat kepada mereka ? Jawab : Tidak. Jika demikian, apakah orang yang serupa dengan mereka masih ada kewajiban dan taat kepada mereka ? Jawab : Saya serahkan kepada anda!!!
2- Ucapannya : "Tingkatan kedua: Para penguasa negeri-negeri Arab." Subhanallah, dimanakah penye-butan penguasa negeri-negeri kafir?! Dan dimanakah penyebutan negeri-negeri Islam? Apakah orang-orang kafir tersebut adalah penguasa negeri-negeri arab saja, dan apakah penguasa negeri-negeri (yang dikatakan Islam), seperti Iran, Afganistan, Pakistan dan negara-negara Islam yang dulunya di bawah naungan hukum Komunis adalah orang-orang yang bertauhid ?! dan apakah dia takut, jika dia menye-butkan secara umum, maka tidak akan dipahami oleh para pembaca bahwa dia ingin mengkafirkan penguasa negeri arab, oleh karena-nya dia menyebutkan secara khusus (penguasa negeri arab) ?!
3- Telah dimaklumi secara syar'i bahwa permintaan untuk mengentas musibah dan mendatangkan manfaat dari makhluk dalam hal-hal yang tidak dimampui olehnya kecuali Allah adalah kufur besar yang mengeluar-kan dari agama. Dan dimaklumi juga bahwa mempersembahkan nadzar dan korban serta memalingkan ibadah haji kepada selain Allah adalah kufur besar yang juga menge-luarkan dari agama. Maka ketika dia menginginkan untuk mengkafirkan penguasa negeri arab, dia pun men-sifati mereka dengan yang demikian itu, yaitu dengan ucapannya : "Mereka meyakini bahwa kemasla-hatan dan kemadharatan mereka ditangan Bush. Oleh karenanya, mereka berhaji kepadanya serta mempersembahkan nadzar dan korban kepadanya...".
4- Ketika dia menginginkan untuk mengkafirkan tangan kanan penguasa arab dari kalangan para menteri, wakil-wakilnya, panglima perang dan para penasehat mereka, maka dia mensifati mereka dengan kemuna-fikan, dan kemunafikan adalah kufur. Pensifatan mereka dengan meng-halalkan yang haram dan yang batil - menghalalkan yang haram adalahf kufur yang mengeluarkan dari agama-, apakah anda paham akan hal ini ?!
5- Ketika dia menginginkan juga untuk mengkafirkan para pejabat tinggi negeri-negeri arab, maka dia mensifati mereka dengan kemunafikan. Kemunafikan seperti yang telah aku katakan adalah kufur. Dia mensifati mereka bahwa mereka melaksanakan apa yang diperintah-kan oleh mereka. Ini adalah syirik taat dan ini juga kufur.
6- Dan yang lebih parah lagi, dia juga mengkafirkan para ulama yang membela negeri ini (Arab Saudi), negeri tauhid, ketika Irak yang di-pimpin oleh Saddam Husein menye-rang Kuwait dan juga menginginkan untuk menyerang negeri ini. Maka para ulama tauhid yang mulia berfatwa akan bolehnya meminta bantuan orang-orang musyrik. Dia berkata tentang mereka di majalah-nya as-Sunnah edisi 23 hal. 29-30 : "Golongan yang lain, mereka mengambil dan tidak merasa malu, mereka selalu menyamakan sikap mereka dengan tuan-tuan mereka... Apabila tuan mereka meminta bantuan Amerika, maka sang budak pun berusaha mengumpulkan dalil-dalil yang membolehkan perbuatan tersebut... Dan jika tuan-tuan mereka berselisih dengan Iran (Rafidhah), maka para budak ini pun menyebutkan tentang kekejian Rafidhah...".8
Muhammad Surur juga berpendapat bahwa penguasa Arab Saudi lebih jahat daripada orang-orang sekuler, sebagaimana yang dia katakan dalam majalah as-Sunna/inya edisi 43 hal. 17: "Dan yang paling aneh lagi dari kontradiksi yang dilakukan oleh (Raja) Fahd dan saudara-saudaranya, adalah mereka berbangga dengan pengiriman para da'i ke semua penjuru dunia dan membiayainya. Tapi mereka mence-gah/melarang para da'i (relawan) yang ... sukarela untuk berdakwah di negeri mereka (Arab Saudi). Mereka mela-rangnya, meskipun mengeraskan suaranya untuk berdakwah kepada Allah di dalam rumahnya sendiri. Apakah yang disisakan oleh para penguasa dzalim9 ini -yaitu Khadimui Haramain (Raja Fahd) dan saudara-saudaranya-, Qadafi, al-Asad, Saddam dan para jenderal al-Jazair?".
Jawaban Terhadap Syubhat
Syaikh Muhammad bin Hadi -hafidzahullahu- berkata : "Lihatlah perbedaan antara sikap ulama yang mengakui keutamaan negeri ini (Arab Saudi) -semoga Allah memberi taufik kepada penguasanya- yang mengirim-kan para da'i dan mendukung serta membiayai mereka -tidak ada yang mengakui keutamaan bagi pemilik - nya, melainkan orang-orang yang mulia- dengan sikap Khariji Takfiri -semogaAllah memberinya balasan-.10
Ucapan Para Ulama Dakwah
Salafiyah Tentang Sururiyah
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya tentang ucapan Muhammad Surur yang berkaitan dengan sikapnya terhadap kitab-kitab aqidah para ulama salaf, yang sudah kita sebutkan di atas, maka beliau rahimahullah menjawab : "Ini suatu kesalahan yang fatal...Yang benar kitab aqidah bukanlah suatu yang ;a/a/7kering, firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Jika dia mensifati al-Qur'an dan as-Sunnah dengan kering, maka ini adalah suatu bentuk kemurtadan dari Islam. Itu adalah ungkapan yang jelek lagi busuk". Dan beliau juga ditanya tentang menjual buku yang ada ungkapan tersebut, maka beliau menjawab : "Apabila buku tersebut ada ungkapan seperti di atas maka tidak boleh diperjualbelikan, bahkan wajib menyobeknya.”11
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'I rahimahullah pernah ditanya : "Ada di tempat kita jama'ah yang bernama Muntada al-Markaz al-lslami dan mereka ber-hubungan dengan Muhammad Surur, menjual kitab-kitabnya dan ber-muamalah dengannya. Mereka memiliki tazkiyah/rekomendasi dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin untuk bekerjasama dengan mereka. Apa nasehat anda terhadap Muntada al-lslami ? Dan apa nasehat anda bagi salafiyin yang bekerjasama dengan mereka dalam dakwah? Beliau menjawab : "Nasehatku bagi mereka adalah agar mereka kembali untuk menyebarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dalam majalah al-Bayan dan as-Sunnah. Pertama kali kita senang dengan adanya majalah as-Sunnah, demikian juga dengan al-Bayan, kemudian nampak hakikat sebenar-nya, bahwa mereka adalah hizbiyun yang menjauhkan umat dari para ulama. Dan saya nasehatkan agar mereka tidak berbenturan dengan para penguasa kaum muslimin. Hizbiyah inilah yang memecah belah barisan para dai ahlussunnah di Yaman, di negeri Haramain dan Najd, Sudan, Mesir dan kebanyakan dari negeri-negeri Islam. Mereka menyeru manusia untuk tidak mementingkan Hmu...Saya katakan : Jika Syaikh Bin Baz, dan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin telah merekomendasi al-Muntada sebelum terjadinya perang teluk, maka keduanya ma'dzur (punya udzur), sebagaimana dulu kita juga pernah banyak memuji majalah al-Bayan serta menyeru untuk berkerjasama dengan mereka. Adapun jika sesudah kejadian perang teluk -dan saya rasa itu tidaklah benar (adanya rekomendasi tersebut)- maka saya katakan kepada Syaikh Bin Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin : Mereka telah memecah belah barisan kaum muslimin di Yaman dan menyerang serta memusuhi ahlussunnah, bahkan bahaya mereka amat besar, dan tidak saya katakan bahwa bahaya mereka lebih besar dari Ikhwanul Muslimin, karena mereka tidak lain hanyalah kembaran Ikhwanul Muslimin..."12
Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi -hafidzahullahu- berkata : "Di antara anak cucu Ikhwanul Muslimin adalah Sururiyah dan Quthbiyah, keduanya adalah dua kelompok yang terpisah dari Ikhwanul Muslimin".13 Beliau juga berkata : "Sesungguhnya saya menasehatkan agar anda menjauhi mereka dan lari dari mereka... Akhirnya, dari sini jelas bahwa Sururiyah adalah anak cucu Ikhwanul Muslimin dan pengikut jejak mereka dalam mencela para penguasa dan melaknat mereka, meskipun para pendirinya mengaku bahwa dia di atas manhaj salafi, tapi kenyataannya Sururiyah yang kita ketahui berlainan dari penga-kuannya... Tidaklah mencela para penguasa kaum muslimin dan melaknat mereka termasuk manhaj salafush shaleh serta bukan dari jalan mereka dan tidak sejalan sama sekali dengan manhaj salaf, sesungguhnya ini adalah manhaj Khawarij14 yang mengkafirkan kaum muslimin hanya karenadosabesar"15
Syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan -hafidzahuilahu- mengomen-tari ucapan Muhammad Surur tentang kitab-kitab aqidah ulama salaf, dengan ucapan beliau : "Mengapa kita meng-impor pemikiran-pemikiran ini dari luar? Mengapa kita mengimpor pemikiran-pemikiran ini dari Muhammad Surur Zainal Abidin yang tinggal di London atau selainnya ? Kenapa kita tidak merujuk kepada kitab-kitab yang ada di hadapan kita dari kitab-kitab salafush shaleh dan kitab-kitab ulama tauhid, yang betul-betul ditulis oleh para ulama, bukan dari seorang penulis (biasa) atau cendekiawan, yang tidak diketahui maksudnya ? dan tidak pula dikenal kadar ilmunya ? Orang ini -Muhammad Surur- dengan ucapannya di atas, dia telah menyesatkan para pemuda dan memalingkan mereka dari kitab-kitab aqidah yang benar dan kitab-kitab salaf. Dia mengarahkan mereka kepada pemikiran-pemikiran baru, kitab-kitab baru yang membawa pemikiran yang samar-samar (batil). Kitab-kitab aqidah menurut Muhammad Surur, cacatnya dikarenakan berisi nash-nash al-Qur'an dan as-Sunnah serta hukum-hukum, di dalamnya adalah firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Sedangkan dia menginginkan pendapat orang, tidak ingin nash-nash dan hukum-hukum. Maka wajib bagi kalian untuk berhati-hati dari pemikiran-pemikiran batil yang menyelinap ini, yang tujuannya untuk memalingkan para pemuda dari kitab-kitab aqidah salafush shaleh... Apabila al-Qur'an dan as-Sunnah dan juga ucapan para ulama yang telah diakui itu dianggap kering (tidak bisa menggerakkan pemuda), maka ini bersumber dari kebutaan mata hati, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair :
Terkadang mata mengingkari ada-nya sinar matahari dikarenakan sakit Dan terkadang mulut tidak bisa menik-mati segarnya air disebabkan sakit
Aqidah tidak bisa diambil melain-kan dari nash-nash al-Qur'an dan as-Sunnah, bukan dari pendapat si B dan pendapat si C.16
1 Dinukil dari perkataan Syaikh Salil al Hilali Dalam Kitabnya al-maqalah as-Salafiyyah, hal: 20 - 25
2 . Dan alangkah banyaknya para pendompleng Dakwah Salafiyah di zaman sekarang, di sekitar kita ini !!! Tidak bisa bahasa Arab, mengadakan kajian rutin tanpa membaca kitab ulama berbahasa Arab, seolah-olah dia adalah ulama kibaratau dari imam empat madzhab. Berani mengkafirkan orang yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membawa atsar yang tidak dia pahami, tapi tidak malu mengaku sebagai dai salafi, hanya bermodalkan tampang belaka. Ada lagi yang berani mengkafirkan penguasa kaum muslimin, namun masih disebut sebagai salafi sejati. Wallahu al-Musta'an (Pen)
3 Buku ini beliau lukis ketika Syaikh Muqbil masih hidup, sehingga beliau mendo'akan Syaikh Muqbil dengan ucapan hafizahullah yang artinya semoga Allah selalu menjaganya, bukan dengan do'a rahimanullah yang berarti semoga Allah merahmatinya.
4 Itu pula yang dilakukan oleh musuh-musuh Dakwah Salafiyah, baik yang berasal dari Timur
Tengah atau dari dalam negeri. Allah berfirman:
“Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik2 pembalasan tipu daya (AL Anfal 30).
Ayat lain “ mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan2) mereka, dan Allah tetap menyempurnkan cahaya-Nya meskipun orang2 kafir benci (ash-Shaf : 8)
5 Sebagian saudara kita tertipu dengan penjelasan global para pengikut Sayyld Quththub seputar tarbiyah/pendidikan, aqidah dan ajaran guru mereka, Sayyid Quththub dan saudaranya Muhammad Quthub tentang pemurnian Islam... Dan mereka lupa bahwa itu adalah tarbiyah dan aqidah Khawarij serta anak cucunya dari kalangan takfiriyin yang suka memberontak!!
6 Apa yang disebutkan di atas dinukil dari al-Maqalah as-Salafiyah oleh Syaikh Salim bin led al-Hilalihal. 20-25.
7 Dinukil dari kitab al-Quthbiyah Hiyal Fitnah Fa'rifuha hal. 67-70 oleh Abu Ibrahim bin Sulthan al-Adnani
8 Dinukil dari kitab al-Quthbiyah Hiyal Fitnah Fa'rifuha hal.67-70 oleh Abu Ibrahim bin Sulthan al-Adnani.
9 Alangkah miripnya ucapan Muhammad Surur ini dengan ucapan seorang konsultan agama sebuah majalah yang mengaku salafi, yaitu Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi, ketika dia mensifati penguasa Arab Saudi dengan dzalim, di saat dia menjawab pertanyaan Ustadz kami, Abdurrahman bin Abdul Karim at-Tamimi -hafidzahullahu-. Dan ketika dia ditanya : Mengapa engkau mengatakan mereka (penguasa Saudi) dzalim ? Dia menjawab : karena mereka memenjarakan ulama."Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan merekaItu; hati mereka serupa". (QS. al-Baqarah : 118). Dari sini anda bisa mengetahui, apakah
Syaikh Mamduh itu salafi atau takfiri atau sururi?[Pen
10 Footnote al-Maurid al-Adzbu az-Zulal hal . 246.
11 . Lihat Footnote al-Ajwibah al-Mufidah 'An as-ilati al-Manahij al-Jadidah hal. 57 yang disusun
oleh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan al-Haritsi.
12 TuhfatuI Mujib 'a/a as-llatil Hadhir Wal Gharib hal.144-146 oleh Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i.
13 AI-Maurid al-Adzbu az-Zulal hal. 237 oleh Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi.
14 . Inilah ucapan ulama Dakwah Salafiyah, bahwa sekedar mencela atau mengkafirkan penguasa kaum muslimin sudah bisa dikatakan orang-orang Khawarij (Khariji), dan tidak harus dia punya organisasi/kelompok bawah tanah. Maka sungguh sangat disayangkan jika ada seorang ustadz yang mengaku sebagai salafi dan punya kajian rutin dengan tema "Salafi Sejati" mengatakan dalam pembelaannya terhadap seorang Khariji: Kalau (dia) takfiri (orang yang mengkafirkan penguasa) masih mungkin, tapi Khariji tidak !!! Inna Lillahi Wa Inna llaihi Raji'un. Silahkan lihat kembali ucapan Syaikh Muhammad bin Hadi di atas. (Pen).
15 AI-Mauridal-Adzbuaz-Zulalba\. 250-251
16 AI-Ajwibahal-Mufidahha\.55-5G.
1 comment:
Perihal :: Mukhtar Hasan ::
لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه، بل يجب قبول ذلك منه بالاتفاق؛ فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقًا
Tidaklah aib (tercela) bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, bernisbat kepadanya dan berbangga dengannya. Bahkan wajib menerima pernyataan tersebut darinya dengan kesepakatan, karena sesungguhnya tidaklah madzhab salaf itu melainkan kebenaran.
Atau silahkan gabung di Akun facebook saya
================================
Semoga komentar anda bermanfaat bagi kami dan bagi anda
Assalaamu'alaikum akhi..
ReplyDeleteSaya tlah mendownload artikel ni, tapi stlah saya lihat seluruhnya :
saya tidak mendapati KETERANGAN2 untuk NOMER2 diatas. Kiranya akhi boleh melengkapkan artikel ini, dengan menyertakan keterangan untuk nomer2 diatas. Sukron.