AYO KITA LAKSANAKAN: PERINTAH RASULULLAH MEMBUNUH ORANG SYI'AH !!
Saudaraku kaum Muslimin, saya (Namanya di samarkan) mengajak anda
semua kaum muslimin yang merasa dirinya beriman, yang merasa dirinya
cinta Rasulullah, yang merasa dirinya cinta para sahabat Rasulullah,
saya mengajak anda sekalian untuk membunuh orang-orang syi'ah rafidhah
sebagaimana perintah dari baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Karena membunuh mereka, membantai mereka, dan memerangi mereka adalah
JIHAD FII SABIILILLAH !!
Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- melihat kepada Ali -Radiallahuanhu- lalu berkata:
“Ali ini ada di surga, dan diantara syiahnya (yakni pengikutnya) ada satu kaum yang mengerti Islam kemudian menolaknya, mereka memiliki tanda disebut RAFIDHAH barang siapa bertemu mereka maka BUNUHLAH, sesungguhnya mereka itu musyrik.”
Husain Salim Asad menghukuminya: sanadnya shahih. Abu Ya’la, Bazzar, Thabrani meriwayatkan sabda Nabi -Shalallahu alaihi wa salam-:
Aku (Abdullah bin Abbas) dulu di sisi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam dan di sisinya ada Ali, maka beliau berkata: “Wahai Ali akan ada dalam umatku kaum yang madzhabnya adalah “cinta ahlul bait” mereka memiliki tanda (gelar) mereka disebut Rafidhah, perangilah mereka karena mereka musyrik.”
(al-Haitsami berkata: Thabrani berkata: dan sanadnya hasan. Al-Sunnah karya ibnu Abi Ashim dicetak bersama Zhilal al-Jannah, takhrij Syaikh al-Albani, 2/476)
Abdullah bin Imam Ahmad berkata: saya Tanya ayah saya: siapakah Rafidhah?: beliau berkata: yaitu orang-orang yang mencela atau mencaci Abu Bakar dan Umar.”(As-Sunnah, Abdullah bin Ahmad, 1273)
baca: http://www.nahimunkar.com/cara-menghadapi-bahaya-syiah-men…/
APAKAH ANDA ENGGAN MEMBUNUH MEREKA SAMPAI MEREKA YANG MEMBUNUH ANDA ?? SEBAGAIMANA MEREKA TELAH MEMBUNUH PARA PENGIKUT USTADZ MUHAMMAD ARIFIN ILHAM WALAU TIDAK SAMPAI MATI.....
ATAU APAKAH KITA MENUNGGU TAHUN 2020 MEREKA MENYEMBELIH ANAK-ANAK KITA, MENGKULITI ISTRI-ISTRI KITA, MEMBAKAR HIDUP-HIDUP DIRI KITA....???
BERJIHAD LAH. BUNUH MEREKA SEBELUM MEREKA YANG MEMBUNUH KITA.....
ALLAAHU AKBAR
Khawaarij |
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ،
حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ أَبِي الْجَحَّافِ دَاوُدَ بْنِ أَبِي
عَوْفٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو الْهَاشِمِيِّ، عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ
عَلِيٍّ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ، قَالَتْ: نَظَرَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَلِيٍّ فَقَالَ: «هَذَا فِي
الْجَنَّةِ، وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ قَوْمًا يَعْلَمُونَ الْإِسْلَامَ،
ثُمَّ يَرْفُضُونَهُ، لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ مَنْ
لَقِيَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُونَ» مسند أبي يعلى
الموصلي (12 / 116): 6749 – [حكم حسين سليم أسد] : إسناده صحيح
Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- melihat kepada Ali -Radiallahuanhu- lalu berkata:
“Ali ini ada di surga, dan diantara syiahnya (yakni pengikutnya) ada satu kaum yang mengerti Islam kemudian menolaknya, mereka memiliki tanda disebut RAFIDHAH barang siapa bertemu mereka maka BUNUHLAH, sesungguhnya mereka itu musyrik.”
Husain Salim Asad menghukuminya: sanadnya shahih. Abu Ya’la, Bazzar, Thabrani meriwayatkan sabda Nabi -Shalallahu alaihi wa salam-:
كُنْتُ عندَ النَّبيِّ
صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وعندَه عليٌّ فقال النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه
وسلَّم يا عليُّ سيكونُ في أمَّتي قومٌ ينتَحِلونَ حبَّ أهلِ البيتِ لهم
نَبْزٌ يُسمَّونَ الرَّافضةَ قاتِلُوهم فإنَّهم مشرِكونَ
الراوي: عبدالله بن عباس المحدث: الهيثمي - المصدر: مجمع الزوائد – الصفحة أو الرقم:10/25
خلاصة حكم المحدث: إسناده حسن
(Dorar.net/hadith)خلاصة حكم المحدث: إسناده حسن
Aku (Abdullah bin Abbas) dulu di sisi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam dan di sisinya ada Ali, maka beliau berkata: “Wahai Ali akan ada dalam umatku kaum yang madzhabnya adalah “cinta ahlul bait” mereka memiliki tanda (gelar) mereka disebut Rafidhah, perangilah mereka karena mereka musyrik.”
(al-Haitsami berkata: Thabrani berkata: dan sanadnya hasan. Al-Sunnah karya ibnu Abi Ashim dicetak bersama Zhilal al-Jannah, takhrij Syaikh al-Albani, 2/476)
Abdullah bin Imam Ahmad berkata: saya Tanya ayah saya: siapakah Rafidhah?: beliau berkata: yaitu orang-orang yang mencela atau mencaci Abu Bakar dan Umar.”(As-Sunnah, Abdullah bin Ahmad, 1273)
baca: http://www.nahimunkar.com/cara-menghadapi-bahaya-syiah-men…/
APAKAH ANDA ENGGAN MEMBUNUH MEREKA SAMPAI MEREKA YANG MEMBUNUH ANDA ?? SEBAGAIMANA MEREKA TELAH MEMBUNUH PARA PENGIKUT USTADZ MUHAMMAD ARIFIN ILHAM WALAU TIDAK SAMPAI MATI.....
ATAU APAKAH KITA MENUNGGU TAHUN 2020 MEREKA MENYEMBELIH ANAK-ANAK KITA, MENGKULITI ISTRI-ISTRI KITA, MEMBAKAR HIDUP-HIDUP DIRI KITA....???
BERJIHAD LAH. BUNUH MEREKA SEBELUM MEREKA YANG MEMBUNUH KITA.....
ALLAAHU AKBAR
Saya Posting di Facebook, Klik Disini
==========================
TANGGAPAN
c. Asy-Sya’biy.
2. Faathimah bintu Muhammad.
Sanad riwayat ini munkar, karena ‘Utsmaan bin Ghaalib adalah majhuul. Abusy-Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Nashiir, ia berkata bahwa ‘Utsmaan bin Ghaalib tidaklah meriwayatkan hadits kecuali hadits ini. Selain itu, yang ma’ruuf dari Abul-Jahhaaf adalah ia meriwayatkan dari Muhammad bin ‘Amru. Wallaahu a’lam.
3. Ummu Salamah radliyallaahu ‘anhaa.
==========================
TANGGAPAN
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata:
كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَا عَلِيُّ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي قَوْمٌ
يَنْتَحِلُونَ حُبَّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ
الرَّافِضَةَ، فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُونَ “
“Aku pernah berada di sisi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan ‘Aliy. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Wahai
‘Aliy, kelak akan ada satu kaum dari umatku yang mengklaim mencintai
kami, yaitu Ahlul-Bait. Mereka dijuluki dengan Raafidlah. Bunuhlah
mereka, karena mereka orang-orang musyrik”.
Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa no. 2586, ‘Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab 1/521 no. 697, ‘Abdullah bin Ahmad dalam Fadlaailush-Shahaabah 1/509-510 no. 651 & 1/538 no. 702, Ath-Thabaraniy dalam Al-Kabiir 12/242 no. 12997 & 12998, Ibnu Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah (Dhilaalul-Jannah) 2/475 no. 981, Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyaa’ 4/95-96, dan Al-Baihaqiy dalam Dalaailun-Nubuwwah 6/548; semuanya dari jalan Hajjaaj bin Tamiim, dari Maimuun bin Mihraan, dari Ibnu ‘Abbaas secara marfuu’.
Riwayat ini munkar, karena Hajjaaj bin Tamiim Al-Jazariy, seorang yang dl’aiif yang meriwayatkan hadits-hadits ghariib dari Maimuun bin Mihraan.
An-Nasaa’iy berkata : “Tidak tsiqah”. Al-Azdiy berkata : “Dla’iif”. Al-‘Uqailiy berkata : “Ia meriwayatkan dari Maimuun bin Mihraan hadits-hadits yang tidak ada mutaba’ah-nya”.
Ibnu ‘Adiy berkata : “Ia tidak mempunyai banyak riwayat.
Riwayat-riwayatnya tidaklah lurus”. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat [Tahdziibut-Tahdziib, 2/199 no. 366]. Ibnu Hajar berkata : “Dla’iif” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 222 no. 1128].
Maimuun bin Mihraan mempunyai mutaba’ah dari ‘Ikrimah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 6/261. Ibnu ‘Adiy mengatakan hadits tersebut baathil,
karena tidak ada yang meriwayatkannya selain ‘Amru bin Makhram, dan
(tidak diketahui ada yang meriwayatkan) dari ‘Amru (selain) Ahmad bin
Muhammad Al-Yamaamiy. Keduanya dla’iif.
Ibnu ‘Abbaas mempunyai mutaba’ah dari :
1. ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Ada beberapa jalan:
a. Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy.
Terdapat perselisihan dalam sanadnya.
Diriwayatkan oleh Ibnul-A’raabiy dalam Mu’jam-nya
2/761-762 no. 1539 : Telah mengkhabarkan kepada kami Az-Za’faraaniy :
Telah menceritakan kepadaku Syabaabah bin Sawwaar : Telah mengkhabarkan
kepada kami Fudlail bin Marzuuq, dari Abu Janaab Al-Kalbiy, dari Abu
Sulaimaan Al-Hamdaaniy, dari ‘Aliy secara marfuu’.
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Bisyraan dalam Al-Amaaliy
1/218 dari jalan Hamzah : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah :
Telah menceritakan kepada kami Syabaabah : Telah menceritakan kepada
kami Fudlail bin Marzuuq, dari Abu Janaab, dari Abu Sulaimaan
Al-Hamdaaniy, dari ayahnya, dari ‘Aliy secara marfuu’.
Diriwayatkan oleh Ibnul-A’raabiy dalam Mu’jam-nya no. 250 & 1540 dan Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad no.
2803 : Semuanya dari Fudlail bin Marzuuq, dari Abu Janaab, dari Abu
Sulaimaan Al-Hamdaaniy, dari seorang laki-laki kalangan kaumnya, dari
‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu secara marfuu’.
Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah 2/547-548, Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 9/51, dan Ibnu ‘Asaakir dalam At-Taariikh 42/335
: Semuanya dari jalan Abu Yahyaa Al-Himmaaniy, dari Abu Janaab
Al-Kalbiy, dari Abu Sulaimaan Al-Hamdzaaniy atau An-Nakha’iy, dari
pamannya, dari ‘Aliy secara marfuu’.
Sanad ini sangat lemah lemah karena faktor :
- Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy; seorang majhuul yang meriwayatkan khabar munkar [Miizaanul-I’tidaal, 4/533 no. 10267].
- Abu Janaab Al-Kalbiy, seorang yang lemah dan banyak melakukan tadlis [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1052 no. 7587]. Ibnu Hajar rahimahullah memasukkannya dalam thabaqah terakhir para perawi mudallis [Ta’riifu Ahlit-Taqdiis, hal. 146 no. 152].
- Idlthiraab dalam sanadnya dimana kadang disebutkan Abu Sulaimaan Al-Hamdaaniy meriwayatkan dari ‘Aliy secara langsung, kadang melalui perantara ayahnya atau seorang laki-laki dari kaumnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah
no. 979 : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Aliy bin Maimuun
: Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’iid Muhammad bin As’ad
At-Taghlibiy : Telah menceritakan kepada kami ‘Abtsar bin Al-Qaasim Abu
Zubaid, dari Hushain bin ‘Abdirrahmaan, dari Abu ‘Abdirrahmaan
As-Sulamiy, dari ‘Ali secara marfuu’.
Sanad riwayat ini sangat lemah karena Muhammad bin As’ad, seorang munkarul-hadiits sebagaimana dinyatakan Abu Zur’ah dan Al-‘Uqailiy [Tahdziibut-Tahdziib, 9/46-47 no. 52].
Diriwayatkan juga oleh Al-Aajuriiy dalam Asy-Syarii’ah no.
1538 : Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Daawud, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Syabbah, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa’iid Al-Ahwal, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abtsar bin Al-Qaasim Abu Zubaid, ia
berkata : Telah menceritakan kepadaku Hushain, dari Abu ‘Abdirrahmaan
As-Sulamiy atau yang lainnya dari kalangan shahabat ‘Aliy, dari ‘Aliy
secara marfuu’.
Sanad riwayat ini sangat lemah karena Muhammad bin Sa’iid Al-Ahwal, seorang yang majhuul,
belum ditemukan biografinya. Kemungkinan ia adalah Muhammad bin As’ad,
karena Ibnu Hibbaan dan Ibnu Hajar menyebutkan penyandaran lain darinya
adalah Muhammad bin Sa’iid [Tahdziibul-Kamaal 24/430 dan Taqriibut-Tahdziib, hal. hal. 825 no. 5763].
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 4/329-330
: Telah menceritakan kepada kamu Abu Ahmad Muhammad bin Ahmad, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Ismaa’iil
Ash-Shaffaar Al-Baghdaadiy, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu
‘Ishmah ‘Ishaam bin Al-Hakam Al-‘Ukbariy, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Jamii’ bin ‘Abdillah Al-Bashriy, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Sawwaar Al-Hamdaaniy, dari Muhammad bin
Juhaadah, dari Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy secara marfuu’.
Sanadnya sangat lemah, karena Sawwaar bin Mush’ab Al-Hamdaaniy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy Al-A’maa Al-Muadzdzin; seorang yang matruuk [Lisaanul-Miizaan, 4/216-217 no. 3736].
d. Kaisaan Al-Bakriy.
Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad no.
2806 : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin ‘Abdirrahmaan :
Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Ubaidullah bin Muhammad Al-Baghawiy, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’iid, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Marwaan bin Mu’aawiyyah, dari Hammaad
bin Kaisaan, dari ayahnya, dari ‘Aliy secara mauquuf.
Sanad riwayat ini sangat lemah karena Hammaad bin Kaisaan dan ayahnya adalah seorang yang majhuul. Adapun Suwaid bin Sa’iid, seorang yang shaduuq bagi dirinya, namun ketika ia mengalami kebutaan, ia ditalqinkan yang bukan haditsnya [Taqriibut-Tahdziib, hal. 423 no. 2705].
Kesimpulan riwayat ‘Aliy ini adalah sangat lemah lemah dengan keseluruhan jalannya.
Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa no. 6749, Ibnul-‘Arabiy dalam Mu’jam-nya no. 1549, dan Al-Aajuriiy dalam Asy-Syarii’ah no.
1536-1537; semuanya dari jalan Abul-Jahhaaf Daawud bin Abi ‘Auf, dari
Muhammad bin ‘Amru Al-Haasyimiy, dari Zainab bintu ‘Aliy, dari Faathimah
bintu Muhammad secara marfuu’.
Sanad riwayat ini lemah karena keterputusan antara Zainab bintu ‘Aliy dengan Faathimah radliyallaahu ‘anhaa.
Diriwayatkan juga oleh Abusy-Syaikh dalam Thabaqaatul-Muhadditsiin
no. 258 & 1126; semuanya dari jalan Ismaa’iil bin ‘Amru, ia berkata
: Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Ghaalib, dari
Abul-Jahhaaf, dari Abu Ja’far, dari Faathimah Ash-Shaghiir, dari Faathimah Al-Kubraa secara marfuu’.
Sanad riwayat ini munkar, karena ‘Utsmaan bin Ghaalib adalah majhuul. Abusy-Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Nashiir, ia berkata bahwa ‘Utsmaan bin Ghaalib tidaklah meriwayatkan hadits kecuali hadits ini. Selain itu, yang ma’ruuf dari Abul-Jahhaaf adalah ia meriwayatkan dari Muhammad bin ‘Amru. Wallaahu a’lam.
Ad-Daaraquthniy rahimahullah membawakan banyak perselisihan dalam sanad riwayat ini, lalu berkata:
وَالْحَدِيثُ شَدِيدُ الاضْطِرَابِ
“Hadits ini sangat goncang (idlthiraab)” [Al-‘Ilal, 15/177-180].
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah no. 980, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 6605, Ibnul-‘Arabiy dalam Mu’jam-nya no. 1548, Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah no. 1535, dan Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad no. 2801; dengan sanad yang berselisihan yang berporos pada Sawwaar bin Mush’ab.
Sanad riwayat ini sangat lemah dikarenakan Sawwaar bin Mush’ab, seorang yang matruuk [Lisaanul-Miizaan, 4/216-217 no. 3736].
Ibnul-Jauziy rahimahullah setelah membawakan hadits dari jalan Faathimah, berkata:
هَذَا لا يَصِحُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Ini tidak shahih dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Al-‘Ilal no. 255].
Al-Baihaqiy rahimahullah:
وَرُوِيَ فِي مَعْنَاهُ مِنْ أَوْجُهٍ أُخَرَ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ
“Diriwayatkan dalam maknanya dari jalan-jalan yang lain yang kesemuanya lemah, wallaahu a’lam”[Dalaailun-Nubuwwah, 6/548].
Kesimpulan : Hadits tentang perintah membunuh orang-orang Raafidlah adalah lemah dengan keseluruhan jalannya, wallaahu a’lam.
[Repost Mukhtar Hasan; 28 Robi'ul Aakhir 1436 / 18 february 2015].
www.abul-jauzaa.blogspot.com Via www.Nahimunkar.com
AFWAN, SAYA RALAT, TERIMAKASIH USTADZ FARIQ DAN USTADZ MUKHTAR HASAN.
ReplyDeleteSebelumnya saya sampaikan bahwa saya teringat dengan perkataan emas yang sejak lama saya baca dalam Kutayib yang ditulis Fatin Bin Abdil Aziz, disana ada perkataan: "Orang baik itu bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah dan dosa, karena manusia adalah tempatnya salah dan silap. Akan tetapi orang baik itu adalah orang yang ketika ia bersalah ia mengakui kesalahannya dan bertaubat darinya",
(Selesai Kutipan)
Terkait dengan Postingan saya yang berjudul "AYO BUNUNUH ORANG SYI'AH" dengan mengambil keterangan dari situs nahimunkar.com terkait Hadist tersebut yang kemudian saya sebarkan di dua Grup WhatsApp yang saya bina "Seruan Al-Haq" dan "Sameeh Al-Haq", demikian pula saya sebarkan di jejaring sosial Faecebook, maka dengan ini SAYA MEMOHON MA'AF DAN MERALAT APA YANG TELAH SAYA SAMPAIKAN.
Kita meyakini seyakin-yakinnya bahwa Syi'ah Rafidhah adaah SESAT dan KAFIR mi'ah bil mi'ah bilaa syakkin. Akan tetapi untuk memahami Hadist-hadits Nabawi ternyata kita mesti kembali kepada para 'Ulama yang ahli dalam bidangnya.
Sehingga, saya umumkan (terlepas dari perbedaan pendapat dikalangan Ulama terhadap status Hadits yang memerintahkan untuk membunuh orang Syi'ah), bahwa saya lebih memilih pendapat Hadits tersebut adalah DHA'IF ALIAS LEMAH sebagaimana yang telah di jelaskan oleh Al-Ustadz Abul Jauza yang saya dapati dari Ustadz Mukhtar Hasan dan sebagaimana yang di jelaskan oleh Al-Ustadz Fariq Bin Qasim Anuz kepada saya lewat WhatsApp.
Saya haturkan ribuan terimakasih Syukran Jazilan Wa Jazaakumullahu Khairan kepada dua Saudara kami yang mulia, Al-Ustadz Fariq Qasim Anuz dan Ustadz Mukhtar Hasan Al-Kalihy yang telah mengingatkan saya kepada al-haq sehingga al-haq itu lebih layak untuk di ikuti.
Dan beliau mengingatkan saya secara pribadi dan bukan di hadapan umum (dalam grup), sungguh ini adalah akhlaq yang demikian mulia ketika meluruskan kesalahan saudaranya yang dha'if dan jahil.
Semoga Allah senantiasa membimbing saya dan kita semua ke jalan yang lurus sampai kita bertemu dengan-Nya di Surga. Aamiin...
Kesimpulan: Hadits tentang membunuh orang Syi'ah adalah Dha'if walau memang Orang Syi'ah itu memang telah halal darahnya sebagaimana mereka menghalalkan darah seluruh Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Allahu A'lam.
Al-Faqiru Ilaa Mardhotillah,
Abu Husein At-Thuwailibi.
***********
# NB: Sangat berlebihan saya di gelari dengan "Ustaadz"