AKU, SUAMIKU DAN DIA
"Aku harus berpoligami. Harus, tak boleh tidak.” Suamiku berkata dengan nada suara keras dan tegas. Itu sudah sering diungkapkan olehnya. Setidaknya satu bulan terakhir ini. Oo ya kami baru menikah 3 tahun, dan baru dikaruniai seorang anak berusia 1, tahun. Aku berasal dari keluarga miskin, demikian juga suamiku. Aku dilahirkan dan sesar di sebuah desa kecil, antara kota Sleman dan Muntilan, Jawa Tengah. Suamiku berasal dari Wonosobo.
Kami menikah saat usia kami sama-sama 26 tahun. Kami berasal dari satu
almamater di Jogjakarta. Kami sudah sama-sama menggondol S1. Karena
selama 4 tahun kami mengaji di majelis ilmu yang sama, lalu diantara
kami ada ketertarikan kemudian menikah. Saat menikah kami tak
bermodal sama sekali. Suamiku belum memiliki pekerjaan. Bahkan untuk
mengontrak rumahpun, kami mendapat bantuan keuangan dari keluarga besar
kami.